Dengan ini, Pertamina Geothermal Energy Area Lahendong telah berkontribusi positif sekaligus menjadi tulang punggung dalam pemasokan kebutuhan listrik masyarakat yang bermukim di wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo dengan kapasitas yang terpasang saat ini sebesar 120 MW.
Kepada rombongan masyarakat Poco Leok, Bayu juga menjelaskan system kerja pembangkit panas bumi yang dinilainya ramah lingkungan. Geothermal Lahendong hingga saat ini telah 24 tahun beroperasi dan menjadi keandalan kelistrikan di wilayah Suluttenggo.
Panas Bumi, sebut Bayu, merupakan sumber energi panas yang terbentuk secara alami di bawah permukaan bumi. Untuk pemanfaatannya, perlu dilakukan kegiatan pemboran guna mentransfer energi panas tersebut ke permukaan dalam wujud uap panas, air panas, atau campuran uap dan air yang terkandung dalam Panas Bumi.
Ia juga menjabarkan cara kerja pembangkit geotermal. Panas bumi di bawah permukaan akan memanaskan air tanah, air ini kemudian menjadi uap yang menggerakkan turbin generator listrik.
“Listrik ini akan dialirkan ke transmisi untuk didistribusikan ke pelanggan,” jelas Bayu.