Hendrik mengingatkan, bertahun-bertahun pendidikan Indonesia hanya berkutat pada soal lernaing to know dan learning to do untuk melayani kepentingan pasar.
“Saatnya Kementrian Pendidikan meradikalkan fungsi pendidikan pada tahap yang lebih mulia: belajar menjadi diri sendiri (learning to be) dan belajar hidup bersama (learning to live together). Keberhasilan dan ketahanan kita sebagai bangsa akan ditentukan oleh kedua fungsi tersebut ditengah gelombang revivalisme identitas yang menyapu berbagai negara di dunia,” jelas Hendrik.
Selain itu, tambahnya, persoalan-persoalan dasar dalam dunia pendidikan masih memasung kita untuk bergerak maju. Persoalan infrastruktur, kulaitas guru, dan pemerataan pendidikan dalam teritori Indonesia yang sangat luas harusnya tetap menjadi perhatian utama.
“Kita bisa saja berbusa-busa berbicara tetang era industry 4.0, tapi abai menyelesaikan persoalan dasar. Maka penting bagi Menteri yang baru untuk melihat masalah pendikan dari daerah-daerah terpencil, terdepan dan termiskin di Indonesia,” tutup Hendrik.
Komentar