Kunjungan studi banding lainnya kata Meldyanti, yakni dua tempat yang terdapat dua TPS 3R di Jogyakarta.
“Di TPS yang pertama, sudah terbentuk namun belum ada tempat pengolahan sampah dan belum cocok dengan kondisi kita di Manggarai. Namun ketika berada di TPS satunya, tepatnya TPS JIAAT, di situ baru kami paham yang terdapat 3R atau tempat pengolahan sampah”jelasnya.
Menurut Meldyanti, setelah berdiskusi dengan pemilik TPS diperoleh informasi bahwa jenis TPS 3R ini dibentuk oleh nasabah sampah. Kalau nasabah sampahnya adalah warung, maka TPS 3R akan mengolah sampah menjadi pupuk organik.
Namun kata Dia, menjadi persoal karena di wilayah kabupaten Manggarai menurut pihak DLHD khususnya di Kecamatan Langke Rembong, pemerintah belum memiliki lahan yang tepat.
“saya sudah keliling ke daerah Poco Mal dan Bangka Leda untuk lihat, di mana tempat yang cocok untuk TPS 3R ini, karena TPS 3R itu harus memiliki kelompok swadaya masyarakat,”paparnya.
Kegiatan ini juga katanya, sebagai gerakan awal pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat di Kabupaten Manggarai. Karena anggaran APBN tidak bisa turun ke daerah kita.
“Anggaran untuk TPST tidak bisa diturunkan dari pusat karena KSM kita untuk kelolah sampah belum terbentuk tadi, hari ini saya ajak banyak gabungan organisasi wanita, karena ikut dalam kegiatan, karena kapasitas kami di TP PKK terbatas.lalu berikutnya biar spektrumnya luas karena kita akan bicarakan soal sampah dan sanitasi,”tutupnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini kelompok organisasi Dharma Wanita Persatuan, Bhayangkari, Persit Kartika Chandra Kirana, konsorsium Disabilitas, Yayasan Plan Internasional Indonesia serta undangan lainnya.