Salah satu petani di desa Wanga, Bandaria Lamuru kepada swarantt.net mengeluhkan pengerjaan proyek irigasi ini, yang hingga hari ini pemanfaatannya belum dirasakan. Padahal kata Dia perencanaan sudah sejak awal 2016 lalu.
Koordinator Forum Peduli Pembangunan Sumba Timur (FP2ST) Dedy Holo menilai, kebijakan pembangunan saat ini lari dari substansi dan manfaatnya.Pembangunan yang begitu masif namun tidak di dukung dengan fungsi control yang baik. Proses perencanaan pembangunan kata Dia seharusnya memperhatikan sasaran pemanfaatan bukan sekedar di bangun begitu saja.
Karena itu FP2ST meminta DPRD membentuk Panitia Khusus (PANSUS) bersama tim teknis independen, untuk melakukan investigasi mendalam terkait perencanaan pembangunan saluran irigasi tersebut dan dugaan privatisasi air yang terjadi. Sebab sudah hampir 5 miliar anggaran sudah di gelontorkan namun fakta saat ini masyarakat belum mendapat manfaat. FP2ST juga menilai berdasarkan data di lapangan ditemukan ada dugaan upaya privatisasi air oleh PT. MSM.
Salah satu Wakil Ketua DPRD Kahumbu Nggiku, saat dimintai tanggapannya menjelaskan, Irigasi merupakan salah satu infrastruktur yg sangat menentukan keberhasilan dalam pengembangan pertanian khususnya sawah ,oleh karena itu pengerjaan irigasi harus di lakukan secara baik dan sesuai dengan aturan teknis.
Harus ada evaluasi diri ,evaluasi kinerja dan perlu keseriusan serta perhatian khusus dari pihak dinas PUPR agar tidak mengalami keterlambatan pekerjaan yg berpengaruh pada kualitas pekerjaan.
Laporan : Sisca Wiliam
Komentar