Tak hanya sampai di situ, pada tahun 2019 irigasi tersebut kembali dikerjakan oleh CV Tunas Cendana dengan anggaran sebesar Rp 442.861.664 dan konsultan pengawas CV Rai Restan Enginering.
Proyek tersebut dilakukan Provisional Hand Over (PHO) pada awal Januari tahun 2020, kendati sempat masuk dalam daftar Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) karena melebihi waktu yang ditentukan.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Irigasi Dinas PUPR Kabupaten Manggarai Benediktus A. Doren, saat di temui Swaranet.Ntt di ruang kerjanya Rabu, (05/08/2020) mengakui hingga saat ini irigasi tersebut belum dimanfaatkan oleh masyarakat Lemarang.
Alasannya kata Dia,banyak titik pada irigasi tersebut yang tertutup tanah dan batu akibat bencana alam longsor. Dia juag mengatakan sudah memerintahkan anggotanya untuk membersihkan saluran irigasi tersebut.
“ Karena pembanguan yang sudah FHO maka menjadi tanggung jawab Dinas untuk memperhatikannya untuk itu saya sudah turunkan tim ke Lemarang untuk membersihkan tanah dan batu yang masuk irigasi.”
Sebelum PHO pada awal januari 2019 lalu lanjut dia, pihaknya turun langsung ke lokasi dan memeriksa semua kondisi dan kualitas bangunan dari ujung irigasi sampe batas akhir pembangunan.
“Semuanya sudah kita cek dan sesuai RAB, campuran semen untuk irigasi harus 1×3 dan ketebalan lantai irigasi 15 cm Karena tidak ada yang bermasalah, pihaknya berani mengeluarkan keputusan agar proyek tersebut PHO.
Saat di tanya mengenai Pasir untuk pembangunan irigasi itu juga menurut dia harus diambil dari Reok. Ia mengaku tidak mengetahui informasi bahwa saat pengerjaan, kontraktor mengambil pasir di sekitar lokasi itu.
“Kalau soal itu, saya kurang tau informasinya. Intinya saat pekerjaan konsultan pengawas standby di lapangan,” ujarnya.
Dia juga menjelaskan rencananya akan ada lagi tambahan,sekitar 1 km lagi sesuai perencanaan. Namun karena keterbatasan anggaran akibat Covid-19 sehingga untuk tahu 2020 ini hanya Rp. 200 juta.
Laporan : Wawan