“Perusahaan bersedia menginvestasi usahanya dalam bentuk kemitraan dengan Kelompok tani, memiliki ranch, kandang penampungan, tenaga medik, sarana pelayanan kesehatan, memiliki 10% betina produktif dari jumlah ternak yang diantarpulaukan dan menggunakan tenaga Kerja setempat,” tegasnya.
Selain itu, jelas Kadis Konstantinus, telah ditentukan bahwa ternak yang boleh diantarpulaukan hanya ternak jantan siap potong (final stock).
“Peran serta masyarakat dalam melakukan pengawasan terhadap pengiriman hewan ternak sangat penting demi menjaga kesimbangan dan kelestarian populasi ternak di wilayah kabupaten Manggarai sekaligus juga memberikan perlindungan bagi peternak serta meningkatkan ekonomi peternak kita,” tutupnya.