Ruteng, Swarantt.net – Petani di Manggarai yang hari ini datang ke Ruteng untuk menjual hasil bumi mereka mengaku heran dan sangat terkejut dengan ditutupnya semua tempat penjualan hasil bumi di Kota Ruteng
“Saya tidak tau apa masalahnya, saya sudah keliling semua tempat pembelian Hasil Bumi, semuanya tutup” Ungkap Kosmas Balur saat ditemui di Ruteng pada Senin, (5/8/2019)
Pria asal Rahong Utara itu mengaku jika Kopinya hari ini tidak bisa dijual maka keluarganya di Rumah bisa mati kelaparan
“Kami baru bisa beli beras dan kebutuhan lainnya kalau kopi ini terjual, kalau situasinya seperti ini keluarga saya di Rumah bisa mati kelaparan” uangkapnya
Lebih lanjut Dia menuturkan aksi menghentikan pembelian hasil bumi milik petani adalah tindakan pembunuhan kehidupan Masyarakat Manggarai
“Ini tindakan yang sangat keji, ini sama saja membunuh kehidupan masyarakat Manggarai” tuturnya
Dia meminta kepada semua pihak terutama Pemerintah untuk segera menyelesaikan masalah tersebut, jika tidak Dia dan sejumlah masyarakat lainnya mengancam akan mendatangi kantor Bupati Manggarai
“Kami minta semua pihak segera selesaikan masalah ini, istri anak kami di Rumah tidak ada makanan, kalau tidak kami sekarang ke Kantor Bupati Manggarai pergi jual ini Kopi” tambahnya
Sebelumnya diberitakan Asosiasi Pengusaha Hasil Bumi di Ruteng Kabupaten Manggarai, NTT melakukan penghentian pembelian seluruh jenis hasil bumi dari Petani mulai hari Senin 5 Agustus 2019
Penghentian tersebut dilakukan akibat dari polemik pengenaan PPN yang berlaku surat atas berbagai hasil Pertanian/perkebunan oleh KPP Pratama Ruteng
Demikian disampaikan oleh Herybertus Nabit selaku Ketua Asosiasi Pengusaha Hasil Bumi Manggarai melalui pesan WhatsApp pada Minggu 3/8/2019
Pemungutan PPN sebesar 10% atas hasil pertanian/perkebunan sebut Hery Nabit adalah sebuah kesewenang-wenangan, karena sebelumnya pihak KPP Pratama Ruteng tidak pernah dilakukan sosialisasi atas kebijakan, prosedur pemungutan dan penyetoran
Dia menjelaskan Asosiasi Pengusaha Hasil Bumi Manggarai sudah berusaha untuk menyelesaikan masalah ini, namun menemui jalan buntu.
Atas aksi tersebut Hery Nabit Memohon maaf sebesar2nya kepada Pemerintah Kabupaten Manggarai dan segenap Petani/Pengepul Barang Hasil Pertanian/Perkebunan di pelosok Manggarai atas ketidaknyamanan dan ketidakpastian ini tersebut
Dia juga Menyerukan kepada otoritas berwewenang untuk mengambilalih penyelesaian masalah ini demi terciptanya kenyamanan berusaha dan berinvestasi serta peningkatan kesejahteraan masyarakat petani Manggarai.
Hery Salus
Komentar