Dua orang siswi Pignateli Reina Ndihung dan Theresia Winindia Putri Ampur kepada media ini mengaku, sangat senang dan bangga karena sudah menghasilkan karya yang begitu luar biasa. Apalagi kata mereka bahan bakunya dari barang – barang bekas.
“sangat senang dan bangga, sudah bisa menghasilkan karya seperti ini, bahanya semuanya dari barang bekas, seperti botol air mineral, sedotan, ungkap mereka.
Senada dengan Reina dan Putri, dua siswi lainnya Theressa Olivia Queenza Themisella dan Cheristianie Eufrazimentio Januari. Keduanya menambahkan kurikulum merdeka belajar memberika ruang kepada mereka untuk berkreasi sesuai dengan bakat dan kemampuan mereka.
“kurikulum ini memberi ruang kepada kami, sehingga kami bisa berkreasi dan berekspresi sesuai dengan minat dan bakat kami”, kata mereka.
Kepala sekolah SMPN 1 Langke Rembong Adrianus Ndiri Lirik dalam keterangan persnya menjelaskan, Penguatan projek profil pelajar Pancasila (P5) diharapkan bisa menjadi sarana yang optimal, yang bisa mendorong peserta didik menjadi pelajar yang berkarakter dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
“yang paling penting dalam proyek pancasila ini adalah siswa – siswi kita memliki karakter pancasila, sehingga ada dimensi – dimensi pancasila yang mesti ada didalam diri mereka”, kata Kepsek Ardi.
Kegiatan ini lanjut Kepsek Ardi merupakan kegiatan kukurikuler berbasis projek. Projek P5 ini adalah pembelajaran baru yang dimunculkan pada sekolah penggerak dan dirancang, untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi serta karakter sesuai dengan profil.
Kepsek Ardi juga mengapresiasi hasil karya para siswa dan siswi karena telah mengubah barang bekas menjadi barang berguna. Saat ditanya kenapa barang bekas plastik yang lebih banyak digunakan untuk menjadi karya – karya siswa tersebut, Dia mengatakan SMPN 1 Langke Rembong peduli terhadap Lingkungan.