Kepada media ini Konstan Mengaku sangat senang dan bangga atas prestasi yang dia raih. Semuanya lanjut Dia hasil kerja kerasnya bersama guru pendamping.
“saya merasa senang dan bangga karena bisa terpilih dari teman – teman saya yang di jurusan welding (pengelasan) ” Ungkapnya.
Meski persiapan hanya satu bulan ungkap Konstan, namun dirinya masih bisa bersaing dengan peserta yang lainnya. Untuk itu Dia berharap pada perlombaan berikutnya, SMK St. Aloysius bisa meraih predikat Gold.
Sementara itu Bonevasius Doi Guru Pendamping Konstan kepada media ini mengaku, dari segi persiapan sangatlah minim. Dibanding dengan propinsi lain lanjut Bone, para peserta yang akan mengikuti lomba latihannya dimasukan ke BLK selama 3 bulan lebih, sementara Konstan kata Dia hanya satu bulan mempersiapkan diri.
“ini dari segi persiapan, dia kan kemarin masih lokasi PKL , tetapi karena dari kelas 10 sampai dengan kelas 12 sekarang kami melihat dia memiliki potensi, kami langsung memilih dia dan mengutusnya untuk mengikuti lomba” katanya.
Dengan meraih predikat Medallion of Excellence dengan skor 709 kata Bone sangatlah membanggakan, karena dari segi persiapan sangatlah minim. Karena itu Dia berharap LKS berikutnya akan lebih baik lagi dari sekarang yaitu memperoleh predikat Gold (emas).
Sementara itu kepala sekolah SMK St. Aloysius Ruteng Bruder Dion, CSA dalam keterangan persnya menyampaikan Terima kasih kepada guru pendamping, yang sudah membimbing dan mendidik peserta dari persiapan hingga kompetisi berlangsung.
“pertama tama saya menyampaikan Terima kasih kepada guru pendamping dan juga kepada peserta yang dipercayakan oleh sekolah untuk mengikuti lomba ini khususnya di bidang welding” kata Bruder Dion.
Bruder Dion berharap dengan diikutsertakannya salah satu siswa di SMK St. Aloysius Ruteng dalam LKS tingkat Nasional untuk kategori pengelasan, para guru agar selalu terus berupaya meningkatkan kompetensinya di bidang keahlian masing – masing.
“penguatan kompetensi bapak ibu guru setiap jurusan baik itu di tekhnik pengelasan , teknik kendaraan ringan maupun dan komunikasi visual, sehingga bapak dan ibu guru sungguh – sungguh berkompeten di bidangnya dan ketika bapa dan ibu guru sudah berkompeten maka imbasnya adalah kepada para siswa,siswanya akan kompeten kalau gurunya sudah kompeten” ungkapnya.
Untuk itu komitmen SMK St. Aloysius kedepan kata Bruder Dion, akan terus memperkuat kompetensi guru di jurusan masing -masing. Sebab kata Dia sistem pembelajaran di SMK St. Aloysius Ruteng hanya 30 persen teori, sementara prakteknya 70 persen.