Peran Santri di Era Digital
Saya kira disitulah letak strategis sebagai seorang santri yang cerdas dalam berinternet, pandai memilah dan memilih informasi, sekaligus menangkal dan menangkis konten-konten negatif serta memberi informasi yang berguna di masyarakat. Santri zaman sekarang haruslah aktif membela dan memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara dari konten-konten negatif tersebut, secara masif dan menyeluruh.
Kita haruslah bisa menggunakan internet sesuai kebutuhan, dan kalau perlu malahan haruslah bisa menambahkan nilai ekonomi maupun produktivitas kerja. Internet jangan hanya digunakan untuk berhura-hura dan berbagai hal yang tidak ada manfaatnya. Hal ini bisa didapat apabila sikap optimis dan positif terus bisa dijaga.
Derap kemajuan zaman, bukanlah hal yang harus kita hindari. Sebaliknya, kita harus bersiap menyongsong dan menyesuaikan diri, serta mengambil sisi positif dan keuntungan yang mungkin bisa kita raih.
Masih ada harpan yang perlu di dambakan para santri agar bisa lebih aktif, mandiri, cakap, tidak ragu dalam setiap mengambil langkah-langkah dan bersiap menatap cerahnya masa depan.
Jadi, santri tidaklah cukup mengaji, tapi masih perlu berjuang untuk menyelesaikan tesis demi gelar magister, dan bercita-cita dapat meraih gelar doktor dan kalau bisa professor juga.
Santri haruslah seperti paku, yang dipukul terus namun sudah jelas manfaatnya. Ketika membuat sebuah rumah, yang bisa menyatukan antara usuk, reng dan papan lainnya, itu cuma paku. Walaupun rumah itu sudah jadi berdiri, tidak ada yang memuji paku tersebut karena pakunya tidak terlihat. kalaupun terlihat menonjol paku itu akan dipukul lagi sampai tidak terlihat.
Di tanggal 22 Oktober ini, tiada kata terindah yang terucap, Selamat Hari Santri!