oleh

PLTP Ulumbu Dimata Warga Desa Wewo Manggarai

“Air minum yang dikonsumsi warga aman-aman saja, tidak ada pengaruhnya. Bahkan, salah satu sumber air digunakan sebagai pendingin mesin PLTP Ulumbu,” sebutnya.

Sejak beroperasinya PLTP Ulumbu pada tahun 2011, pihak PLN terlibat aktif dalam setiap pembangunan di Desa Wewo.

Baca Juga: Ini Poin Hasil Kesepakatan Pembangunan PLTP Ulumbu

Ia juga menyebutkan, pada tahun 2016 dan tahun 2019, PLTP Ulumbu terlibat dalam pembangunan Rumah Gendang (Rumah Adat). Untuk Gendang Wewo dan Gendang Lale, PLTP Ulumbu menyerahkan bantuan masing-masing uang tunai senilai Rp. 250 juta.

Selain itu, PLTP Ulumbu juga terlibat dalam pemberdayaan bagi anak-anak muda yang baru memulai usahanya, bahkan yang sudah memiliki usaha di Desa Wewo.

“Mulai dari pemberian modal untuk anak muda yang membuka bengkel, anak muda yang membuka usaha Sablon baju, dan masih banyak lagi,” sebut Kades Laurensius.

Selain pemberdayaan dan bantuan untuk pembangunan Rumah Gendang, pihak PLTP Ulumbu juga terlibat aktif dalam pelestarian alam.

Kades Laurensius mengatakan, baru-baru ini pihak PLTP Ulumbu memberikan bantuan senilai Rp25 juta rupiah untuk penghijauan dan pertanian di Desa Wewo.

“Pihak PLN memberikan bantuan untuk pelestarian alam berupa penghijauan dan pertanian. Dana bantuan mereka serahkan ke Pemerintah Desa,” ungkapnya.

Selain itu, untuk rumah warga yang berdekatan langsung dengan lokasi pembangkit listrik, di dusun Damu dan Dusun Tantong, pihak PLTP Ulumbu juga telah menyerahkan bantuan kepada 8 unit rumah, setiap rumah mendapatkan 40 lembar seng.

“Di dusun Damu dan Tantong, mereka memberikan bantuan sing bagi 8 rumah dengan masing-masing warga mendapatkan 40 lembar seng,” jelas Kades Laurensius.

Terpisah Kepala SDN Damu, Sirilus Bangkar, ditemui media ini, menjelaskan bahwa lokasi sekolah SDN Damu, berjarak kurang lebih 400an meter dari PLTP Ulumbu.

Sirilus mengaku, karena jarak lokasi sekolah tak jauh dari pusat pembangkit listrik serta kawah Ulumbu, yang mengakibatkan seng atap bangunan sekolah cepat rusak.

“Ya, memang dari dulu juga begitu, bukan karena pembangki listrik sebenarnya, karena kadar belerangnya tinggi serta lokasi sekolah juga jaraknya tidak jauh,” jelas Kepsek SDN Damu itu.

Ia juga menjelaskan, sebelum pembersihan sumur bor milik PLTP Ulumbu, pihak manajemen PLN juga mengundang warga sekitar pembangkit untuk mengikuti sosialisasi.

Pada saat pembersihan sumur bor sekitar tahun 2021, jelas Kepsek Sirilus, pihak PLN berkoordinasi langsung dengan pihak sekolah serta memberikan masker, memasang alat detektor H2S di sekolah, memasang alat arah angin (wind vane) serta memasang alat untuk mengukur kecepatan angin (anemometer).

“Alat yang dipasang ini kalau bunyi berarti anak-anak sekolah harus bisa menyelamatkan diri melalui jalur evakuasi, tetapi saat itu aman-aman saja,” jelasnya.

Pada tahun 2019 sebutnya, pihak PLN Ulumbu, pernah menyerahkan Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan kepada SDN Damu. Selain tahun 2019, pada tahun 2022 pihak PLN juga menyerahkan bantuan berupa uang tunai sebesar Rp30 juta (Bangun MCK Sekolah), alat bantu pembelajaran berupa laptop 4 unit, serta LCD.

Saat melakukan kunjungan kerja di PLTP Ulumbu, Kamis 2/2/2023, Vice President Energi Panas Bumi PLN, Hendra Yu Tonsa Tondang, menjelaskan Keunggulan dari panas bumi adalah terbarukan, bersumber dari alam yang dapat diperbarui secara alami, berkelanjutan, dapat menghasilkan energi berkelanjutan (long life time) , penggunaan langsung atau dapat digunakan secara langsung untuk proses-proses pengolahan, pertanian, ataupun industri-industri lain yang membutuhkan energi panas.

Menurut Hendra, panas bumi juga sangat ramah lingkungan karena tidak menghasilkan limbah buangan ke masyarakat dengan adanya reinjeksi air hasil sisa pemanfaatan energi panas bumi, kembali ke bawah permukaan. Emisi gas dari panasbumi juga sangat rendah sekali bila dibandingkan dengan pembangkit listrik lainnya.

Dukungan ini menjadi penting, mengingat langkah serius PLN memanfaatkan energi baru terbarukan di kawasan Poco Leok sebagai langkah transisi energi di Indonesia merupakan perwujudan komitmen PLN untuk mencapai target net zero emission (NZE) pada 2060 dan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK).

Ia menambahkan jika Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu (eksisting) telah memberikan daya listrik terpasang sebesar 4 x 2,5 MW (10 MW) yang berlokasi di Desa Wewo, Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai, memasok energi listrik melalui sistem kelistrikan Flores untuk memenuhi kebutuhan beban di Kabupaten Manggarai dan sebagiannya untuk Manggarai Timur dan Manggarai Barat.

Posting Terkait

Jangan Lewatkan