oleh

PLTP Ulumbu Dimata Warga Desa Wewo Manggarai

Baca Juga: Tokoh Adat Desa Lungar Manggarai Dukung Transisi Energi Pembangunan PLT Ulumbu

Kepada media ini, Lusia Fatima, mengaku hampir 3 (tiga) tahun tinggal di Dusun Damu, menurutnya karena tidak memiliki lahan lain selain di tempat yang ia tempati saat ini.

Walaupun tinggal berdampingan dengan pembangkit listrik Ulumbu, Lusia Fatima, juga mengaku tidak merasa terganggu bahkan nyaman dengan keberadaan PLTP Ulumbu. Karena sebelum ia bangun rumah, PLTP Ulumbu lebih awal berada disitu.

“Kami tinggal disini sudah lama dan sampai sekarang baik-baik saja. Kami masih beraktifitas seperti biasa, seperti pergi berkebun dan memelihara ternak,” ungkapnya kepada media ini.

Soal aroma bau belerang seperti aroma bau telur busuk, sebutnya sudah menjadi situasi yang biasa saja. Munculnya aroma belerang tersebut katanya tergantung arah angin.

“Kami juga ternak Babi disini, aman-aman saja kak,” terangnya.

Saat pembersihan sumur bor berapa tahun lalu, kata Lusia Fatima, pihak PLN menyampaikan secara langsung kepadanya dan sejumlah warga sekitar pembangkit serta menyerahkan masker dan penutup telinga.

“Kalau bau belerang itu menjadi kebiasaan bagi kami disini. Bukan karena kehadiran mesin itu. Petugas PLN juga sering menghimbau kepada kami atau warga sekitar, jikalau mesin dibawah itu (PLTP Ulumbu) mati atau dilakukan pemeliharaan. Istilah mereka bersih sumur bor, pasti kami didatangi dan diberikan alat pelindung diri seperti Masker, penutup telinga, dan hingga saat ini aman-aman saja. Anak-anak masih bermain seperti biasa,” ujarnya.

Baca Juga: PLN Peduli Salurkan Bantuan Fasilitas Belajar di SMPN 20 Satar Mese

Sementara Kades Wewo, Laurensius Langgut, ditemui media ini di kediamannya menceritakan awal mula warga Wewo mengetahui bahwa disejumlah titik di wilayah tersebut memiliki potensi panas bumi.

“Sosialisasi awal proyek ini terjadi sekitar tahun 1984 pada jaman Alm. Bupati Frans Sales Lega,” jelas Kades Laurensius.

Saat itu, jelas Kades Laurensius, Alm. Bupati Lega mendatangi rumah warga di Desa Wewo untuk memberitahu bahwa Ulumbu suatu saat nantinya bakal menjadi sumber listrik.

“Ruis de pande ciri listrik ulumbu ho awo ge, landing toe bae, nia lokasi cepisa (dalam waktu dekat, ulumbu bakal dijadikan tempat pembangkit listrik, namun tidak tahu lokasi nantinya dimana),” Kata Kades Laurensius menirukan perkataan Alm. Bupati Frans Sales Lega, saat itu.

Saat itu, kata Kades Laurensius, Alm. Bupati Lega, menemui masyarakat Wewo, mengatakan tidak ada yang mulus saat pertama kali proyek ini masuk di Desa Wewo. Sebab menurut dia, butuh waktu yang lama serta tantangan hebat, hingga sampai pada pembangunan PLTP Ulumbu, itu jadi.

Pendekatan yang dilakukan Alm. Bupati Frans Sales Lega kepada warga sangat bagus, karena semua warga dimintai pendapat apakah setuju atau tidak jika Ulumbu dimanfaatkan dikemudian hari.

“Bupati Lega dulu bertanya kepada warga Gendang Lale dan Wewo, setuju tidak kalau Ulumbu di bor nantinya? dan saat itu semua sepakat karena warga menilai ini untuk kebaikan bersama dengan harapan agar desa Wewo dan sekitarnya, bahkan Manggarai seluruhnya mendapatkan aliran listrik,” Jelas Laurensius.

Baca Juga: Manfaatkan Potensi Energi Geothermal Poco Leok, Strategi Pemerintah Wujudkan Energi Murah

Karena pada saa itu semua bersepakat, maka dia, Alm. Bupati Frans Sales Lega pun meminta kepada warga agar tetap beraktifitas seperti biasa.

“Kami saat itu, diminta untuk beraktifitas seperti biasa. Bupati Lega tetap meminta kepada warga untuk tetap menanam sayur, ubi-ubian, jagung, berkebun, dan lain sebagainya,” Katanya.

Sejak proyek itu dimulai seperti pemboran, pembangunan, hingga mulai beroperasi sampai dengan saat ini, warga Desa Wewo masih beraktifitas seperti biasa.

“Saat ini kami masih beraktifitas seperti biasa kami menanam cengkeh, durian, mengerjakan sawah, jagung, beternak dan semuanya baik-baik saja. Tidak ada pengaruhnya sama sekali dengan kehadiran PLTP Ulumbu. Bahkan, tanah kami subur hingga saat ini,” ungkap Kades Laurensius.

Kades Laurensius juga menjelaskan, isu terkait dengan pencemaran terhadap lingkungan seperti air minum di wilayah Desa Wewo itu tidak benar. Hingga saat ini, kata dia, tingkat pencemaran terhadap air minum sekitar PLTP Ulumbu masih 0%.

Posting Terkait

Jangan Lewatkan