Selain pertemuan resmi dengan Keuskupan, PLN juga rutin menghadiri komunitas-komunitas gereja di berbagai paroki di sekitar Poco Leok untuk terus memberikan informasi yang jelas mengenai progres pembangunan PLTP serta manfaatnya bagi komunitas. Pendekatan dengan gereja tidak hanya memperkuat legitimasi proyek di mata masyarakat, tetapi juga memastikan bahwa nilai-nilai sosial dan spiritual masyarakat diakui dan dihormati.
Dialog Terbuka dengan Forum Masyarakat
Untuk memperkuat keterbukaan informasi, PLN secara konsisten mengadakan forum-forum diskusi yang melibatkan berbagai elemen masyarakat lokal, termasuk Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Forum Masyarakat Adat, serta Forum Pemuda Manggarai.
Pada 10 Juli 2024, PLN mengadakan dialog terbuka di Aula Kantor Bupati Manggarai yang dihadiri oleh para tokoh masyarakat, perwakilan gereja, dan pemuda setempat. Forum ini menjadi wadah penting bagi PLN untuk mendengarkan aspirasi masyarakat dan menjawab pertanyaan seputar pembangunan PLTP Ulumbu.
Sesi diskusi ini memperlihatkan bagaimana keterlibatan masyarakat dalam setiap tahap proyek bukan hanya menjadi simbol transparansi, melainkan komitmen nyata PLN untuk mewujudkan proyek pembangunan yang partisipatif dan inklusif. “Kami ingin masyarakat tidak hanya mengetahui apa yang kami lakukan, tetapi juga merasa bahwa mereka memiliki suara dalam proyek ini,” ujar Nahwan, perwakilan PLN.
Komitmen Keterbukaan dan Transparansi
Sejak awal pengembangan PLTP Ulumbu Unit 5-6, PLN telah melakukan 25 kali sosialisasi Free, Prior, and Informed Consent (FPIC) di 18 gendang berbeda di Manggarai, mulai dari Maret 2023 hingga Februari 2024. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar masyarakat dapat memberikan persetujuan secara bebas, tanpa tekanan, dan dengan informasi yang lengkap mengenai dampak positif dan negatif dari proyek tersebut.
Pendekatan ini mencerminkan komitmen PLN untuk selalu mendahulukan kepentingan masyarakat, memastikan bahwa setiap tahap pembangunan dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku, baik secara hukum maupun adat. “Kami tidak hanya ingin membangun infrastruktur energi, tetapi juga membangun kepercayaan dengan masyarakat,” tutup Nahwan.