Lebih lanjut Ia menjelaskan sistem perhitungan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi tersebut dihitung jumlah luas areal sawah para petani.
“Misalnya luas areal satu hektar, alokasi pupuknya 50 kg pupuk Urea sedangkan pupuk NPK 175 kg. Sementara alokasi per bulannya untuk kecamatan Reok Barat hanya 20 Ton untuk pupuk jenis Urea,” Jelas Pengecer itu.
Dalam waktu dekat jelas Ponsianus Goyet, pihak distributor akan mendistribusikan 20 Ton pupuk Urea dan 20 Ton pupuk NPK.
Kepala dinas pertanian kabupaten Manggarai, Yoseph Mantara, melalui pesan WhatsApp menjelaskan perbandingan kuota pupuk bersubsidi Kabupaten Manggarai dengan E-RDKK Kelompok Tani TA. 2021 hanya sebesar 20,72%, sehingga kekurangannya petani harus beli yang non subsidi.
Menanggapi kelangkaan pupuk bersubsidi, Anggota DPRD Kabupaten Manggarai, Kosmas Banggut, menjelaskan kendala awal para petani saat dilakukan pendataan sensus pertanian tidak memberikan data yang ril ke petugas sensus pertanian.
“kendala awal para petani saat dilakukan pendataan sensus pertanian tidak memberikan data yang ril ke petugas sensus pertanian. Ini juga yang menjadi permasalahan awal bagi para petani,” Jelas ketua partai PKB tersebut.