oleh

Pentingnya Pemuda Dalam Ruang Politik

Kepercayaan masyarakat berkurang pada lembaga politik yang ada di bangsa ini yang disebabkan pudarnya nasionalisme dan profesionalisme yang ada pada tubuh birokrasi di Indonesia dampak akibat pada korupsi,
Jika kita lihat secara saksama, susunan birokrasi yang kini dipenuhi oleh golongan tertentu dan minimnya peran pemuda.

Kapan pemuda seperti Sultan Syahrir muncul kembali jika tidak diberi kesempatan? Banyak anggapan dunia politik itu kotor,ganas, dan jauh dari kata baik. Nilai-nilai kebaikan yang dihasilkan dari politik kian memudar dan tidak terlepas dari menurunnya kepercayaan masyarakat.

Disinilah dibutuhkan sosok yang dapat membuka gerbang kesempatan untuk golongan muda berkarya, bersuara, berperan dalam perubahan Indonesia ke arah yang lebih baik tentunya.

Berkaitan dengan legitimasi ini, menurut
Max Weber terdapat tiga model yakni;

pertama, legitimasi tradisional, yaitu keyakinan dalam suatu masyarakat tradisioanl, bahwa pihak yang menurut tradisi lama memegang pemerintahan memang berhak untuk memerintah, misalnya kaum bangsawan atau keluarga raja (dinasti), dan bahwa oleh karena itu memang sudah sepatutnya apabila pihak itu ditaati.

Kedua, legitimasi kharismatik berdasarkan perasaan kagum, hormat, cinta atau ngeri masyarakat terhadap seorang pribadi yang sangat mengesankan sehingga mereka dengan sendirinya bersedia untuk taat kepadanya; misalnya kalau seseorang dianggap mempunyai suatu perutusan khusus atau kesaktian.

Ketiga, legitimasi rasional legal berdasarkan kepercayaan pada tatanan hukum rasional yang melandasi kedudukan seseorang pemimpin.

Anomali praktek politik kita mengindikasikan adanya kesenjangan antara apa yang dijanjikan dan dicita-citakan dengan praksis politik, karena anomali politik tersebut tidak saja dilakukan oleh mereka yang rendah basis intelektual dan spiritualnya, tetapi juga dilakukan oleh politisi dengan basis intelektual dan spiritual yang memadai, bahkan mengakar kuat dalam aktivitas akademik dan kegiatan keagamaan.

Dalam konteks ini, politik telah identik dengan praktek dan permainan yang kotor, kini permainan kotor itu terdesentralisasi ke berbagai daerah.

Dinamika politik yang semakin mengukuhkan praktek yang tidak bermoral tersebut memerlukan adanya energi baru yang positif untuk merekonstruksi permainan politik agar lebih anggun, santun dan beradab.

Kaum muda perlu mengambil prakarsa dalam mengubah citra politik bangsa, tahun 2019 dapat menjadi momentum kemunculan kaum muda dalam pentas politik nasional, dengan catatan harus membawa energi baru yang positif bagi perbaikan bangsa.

Komentar