Yogyakarta, SwaraNTT.Net – Tim peneliti UGM yang tergabung dalam Pusat Penelitian Panas Bumi Fakultas Teknik UGM yang beranggotakan para ahli dengan kepakaran masing-masing, yakni Dr. Pri Utami, ahli geologi panas bumi, lalu ahli nano bioteknologi Dr. Ronny Martien, ahli teknik bioproses Dr. Wiratni, dan ahli konservasi tanah dan air Dr. Ngadisih bersama peneliti dari PT Geo Dipa Energi, Herdian, S.T., berhasil mengembangkan booster cair untuk meningkatkan kesuburan tanaman pertanian di dataran tinggi Dieng dengan menggunakan bahan baku endapan silika yang selama ini sebagai produk sampingan dari pembangkit listrik energi geothermal.
Booster itu dinamai “Sulasih-Sulanjana”, seperti nama dewa dewi penyubur dan penjaga tanaman. Menurut ketua tim peneliti, Pri Utami, pemilihan nama tersebut mengakar pada kearifan lokal yang tersirat dalam tembang pengiring tari “Lengger” mengenai upaya mengelola sumber daya dengan tetap menjaga kelestarian alam.
“Kita ambil namanya dari nama dewa dewi penyubur tanaman,” kata Pri Utami dikutip Swara Net melalui laman resmi ugm, pada Jumat (5/7).
Dosen Teknik Geologi FT UGM menerangkan bahwa air panas bumi atau disebut brine dioperasikan oleh PT Geo Dipa Energi (Persero) untuk memasok energi listrik sebesar 60 MW ke dalam jaringan Jawa – Bali. Adapun brine yang telah diekstrak energinya oleh diinjeksikan kembali ke dalam reservoar sistem panas bumi. Namun Brine yang ada di Dieng mengandung silika dalam konsentrasi yang tinggi beserta zat-zat lain sebagai produk sampingan panas bumi. “Silika membentuk endapan yang selama ini dianggap sebagai limbah,” terangnya.
Setelah diteliti, endapan silika dan unsur-unsur penyertanya bermanfaat bagi tanaman karena meningkatkan pertumbuhan dan daya tahan terhadap serangan hama. “Tim kami memproses silika dan unsur-unsur bermanfaat lainnya dengan teknologi nano-partikulat menjadi booster cair yang ramah lingkungan yang siap diaplikasikan pada perkebunan di Dieng,” paparnya.