oleh

Pemdes Pong Leko Komitmen Atasi Masalah Stunting

Kepala Puskesmas Anam Maksimilianus Darma

Sementara itu Pejabat Sementara (PJS) Desa Pong Leko Wilem Nikolas Mohina saat ditemui di Ruang kerjanya pada Senin 18 Mei 2020 mengatakan, Tahun 2020 pihaknya telah mengalokasikan anggaran untuk penanganan masalah stunting senilai Rp 50 juta dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya dianggarkan untuk Penambahan Makanan Tambahan sebesar Rp 4juta.

“Memang tahun ini anggaran penanganan masalah stunting cukup besar dibandingkan pada tahun 2019 yang hanya dianggarkan untuk PMT” Kata dia

Dia menjelaskan meskipun pencairan DD dilakukan  selama dua tahap, pembagian Susu kepada Ibu Hamil dan anak balita tetap diberikan setiap bulan, hal itu kerena pemerintah desa Pong Leko telah berkomitmen kerjasama dengan pihak pengadaan barang.

“Antara kami dengan pihak pengadaan barang telah berkomitmen, sehingga setiap bulan Ibu Hamil dan Anak Balita diberikan susu” tambahnya

Semenjak merebaknya Virus Corona hingga saat ini Warga di Desa Pong Leko belum ada yang mengeluh soal Pangan

“Untuk Warga Pong Leko pangannya aman karena sekarang telah memasuki musim panen. Selama masa pandemi COVID-19 tidak ada masalah karena Ibu Hamil, Ibu Menyusui dan Anak Balita diberikan bantuan berupa susu dan telur” pungkasnya

Upaya penanganan masalah stunting di Desa Pong Leko, Pemerintah Desa juga melibatkan Tim Penggerak PKK setempat dan kader Posyandu.

Peran TP PKK dan Kader Posyandu yaitu memberikan arahan, bimbingan, sanitasi dan selalu ikut posyandu setiap bulan dan menggelar pembersihan lingkungan.

Yuliani salah satu anggota TP PKK Desa Pong Leko Mengatakan peran mereka dalam penanganan Masalah Stunting di Desa itu yakni memberi pendampingan dan pemberdayaan bagi Keluarga.

“Kami jalankan arisan tiap bulan dengan kios berjalan dengan sasaran ibu-ibu” jelas Yuliani

Terpisah salah satu kader Posyandu Kornelia Werek saat dihubungi melalui telepon menuturkan Pelayanan Posyandu sebelum massa Pandemi dilakukan setiap bulan dan terpusat di satu tempat.

“Sebelum adanya ini virus corona, kegiatan posyandu kami lakukan sekali dalam satu bulan dan terpusat pada satu tempat” ucapnya

Semenjak merebaknya virus Corona lanjut Kornelia pihaknya melaksanakan posyandu dengan pola mendatangi setiap rumah yang ada anak balita dan kegiatan itu akan dimulai sejak bulan Mei, hal itu kata dia untuk menghindari kerumunan banyak orang sebagaimana diinstruksikan Pemerintah

“Untuk kegiatan posyandu sekarang kita mendatangi rumah Warga yang ada anak balita dan itu kita mulai sejak bulan Mei” katanya

Selain menjalankan kegiatan Posyandu sebagai Kader dia juga kerjasama dengan LSM Ayo Indonesia membuat susu kedele untuk dibagikan kepada sasaran stunting.

Kegiatan itu tegas dia sebagai langkah untuk membantu pemerintah Desa Pong Lao dalam rangka menekan angka stunting.

“Untuk menekan angka stunting salah satu cara yaitu dengan asupan gizi dan itu bisa didapat dengan mengelola kedelai menjadi bubuk susu” tegasnya

Diketahui jumlah anak-anak stunting di Puskesmas Anam saat ini sebanyak 313 Orang yang tersebar di 4 Desa yaitu Desa Bulan 91 bay balita, Desa Pong Leko 78 bay balita, Desa Pong Lao 55 bay balita dan Desa Bangka Lao 89 bay balita.

Maksimilianus Darma Kepala Puskesmas Anam mengatakan Data tersebut diperoleh pada saat penimbangan berat badan dan pengukuran panjang yang dilakukan pada bulan Februari 2020.

“Data ini kami peroleh saat melakukan penimbangan dan pengukuran panjang badan yang dilakukan pada bulan februari 2020” kata Maksi

Penanganan masalah stunting di Puskesmas Anam jelas Maksi pihaknya mulai dengan langkah pencegahan seperti pemantauan terhadap Ibu Hamil.

“Penanganan masalah stunting kita mulai dari langkah pencegahan seperti program pemantauan terhadap ibu hamil, kita minta ibu hamil datang kontrol sampai empat kali, hal ini memetakan potensi resiko saat melahirkan” jelasnya

Kata dia kasus stunting pada anak bisa diketahui sejak lahir dengan melihat ukuran berat badan dan panjang badan, jika demikian maka dianjurkan untuk diberi ASI eksklusif atau asi murni dari ibu tanpa campuran dari luar.

“Standar WHO panjang badan bayi saat lahir kalau laki-laki harus 49cm dan perempuan 48cm, kalau dibawa itu maka yang bersangkutan dikategorikan stunting sehingga kita anjurkan agar diberi ASI eksklusif atau asi murni dari ibu sampai pada umur 6 bulan” tambahnya

Untuk mengetahui perkembangan bayi balita yang mengalami stunting pihaknya secara berkala melakukan kontrol dengan melakukan pengukuran panjang badan dan penimbangan berat badan.

“Kalau saat evaluasi ada bayi masih mengalami stunting maka kita akan memberikan MP ASI kepada ibu bayi” jelasnya

Selain pemberian MP ASI bagi Ibu Menyusui, Khusus untuk anak-anak stunting yang berumur lebih dari 2 tahun Puskesmas Anam ujar dia bekerja sama dengan pemerintah desa menjalankan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan juga memberikan susu dan telur.

Pencegahan dan penanganan masalah stunting di Puskesmas Anam tambah dia dapat berjalan efektif jika semua pihak ikut bagian.

“Misalnya dari Dinas Peternakan menyiapkan program pemberdayaan kepada keluarga dengan memberikan bantuan ternak ayam, Dinas Pertanian memberikan bibit sayur, sehingga dengan seperti itu keluarga yang anaknya mengalami masalah stunting tidak sulit untuk memberikan asupan gizi” tutupnya

Hery

Komentar