oleh

Paradoks Hasil Panen Produk Pertanian  

Direktur Utama Petrokimia Gresik Rahmad Pribadi, menjelaskan kegiatan ini merupakan upaya perusahaan untuk intensifikasi pertanian menjadi salah satu strategi menggenjot produktivitas tanaman pangan di tengah ancaman krisis pangan.

Selain penyemprotan massal, Petrokimia juga menghadirkan klinik pertanian, yaitu melalui Mobil Uji tanah untuk konsultasi pemupukan dan pengendalian hama.

“Kami juga laksanakan kegiatan ini secara beruntun di enam kabupaten di Jawa Timur dan Jawa Tengah, dan tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan sosialisasi dan edukasi serupa di berbagai daerah lainnya,” kata Rahmad.

Sementara penggunaan pupuk organik Phonska Oca, lanjut Rahmad, merupakan upaya perusahaan untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan melalui peningkatan produktivitas tanaman sekaligus perbaikan kondisi tanah.

“Hal ini sangat penting mengingat berdasarkan data Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) ,  setidaknya 70 persen dari 8 juta hektare lahan sawah di Indonesia kurang sehat. Artinya, sekitar 5 juta hektare lahan sawah memiliki kandungan bahan organik yang rendah,” katanya.

Kondisi ini, kata dia, disebabkan beberapa faktor, salah satunya adalah penggunaan pupuk anorganik dan pestisida yang berlebihan dalam jangka panjang yang menyebabkan kandungan bahan organik dalam tanah terdekomposisi dan semakin sedikit.

“Untuk itu melalui kegiatan ini kami ingin meningkatkan kesadaran petani tentang pentingnya penggunaan pupuk organik, dalam hal ini adalah Phonska Oca,” katanya.

Phonska Oca merupakan gabungan antara pupuk majemuk NPK dan pupuk organik dalam bentuk cair, dengan kandungan C-Organik minimal 6 persen, unsur hara  Nitrogen, Fosfor (P), Kalium (K), dan diperkaya unsur mikro serta mikroba yang sangat bermanfaat untuk tanaman.

Jadi tantangan dunia pertanian adalah berdiri di dua kaki, selain harus berswasembada pangan juga berorientasi ekspor pada sisi agrobisnis tanaman hortikultura.

Paling miris lagi saat ini saat ini jumlah petani di desa jauh berkurang. Karena penduduk sudah memilih bekerja di pabrik dan sektor infrastruktur. Namun dengan berbagai cabaan dan rintangan dunia pertanian, petani sungguh tangguh. Apa yang ditanam, setidaknya mampu memenuhi kebutuhan hidup secara mandiri, tanpa banyak berkeluh kesah dan menanti uluran tangan penguasa dan pengusaha.