
Di bagian akhir mereka menyampaikan pesan kepada kepala sekolah dan guru mata pelajaran seni dan budaya agar tidak melakukan hal yang sama ke depan. Dalam mengambil keputusan harus profesional serta berlandaskan asas kekeluargaan. Mereka juga menyampaikan menerima keputusan sekolah mengeluarkan anak mereka dengan lapang dada.
Sementara pada tempat yang sama, guru pengampu mata pelajaran Seni dan Budaya Petrik Ngadut menjelaskan bahwa sudah ada pengumuman secara lisan kepada mereka agar segera mendaftar untuk mengikuti ujian susulan. Tetapi dalam waktu yang ditentukan dari sejumlah anak yang belum mengikuti ujian mata pelajaran Seni dan Budaya tidak satupun yang mendaftar. Dan bahkan Petrik mengaku ada siswa yang mengatakan mata pelajaran Seni dan Budaya itu tidak Penting.
“sudah ada pengumuman kepada siswa yang belum ujian Seni dan Budaya untuk segera mendaftar, karena akan diadakan ujian susulan,tetapi sampai hari yang ditentukan tidak satupun yang mendaftar, dan bahkan ada siswa yang bilang, seni budaya itu tidak penting,tidak usah ikut ujian” katanya.
Hal senada juga disampaikan Kepala Sekolah RD. Ferdinandus Usman, Pr. Lebih lanjut Imam Kepala sekolah ini mengatakan apa yang disampaikan oleh orang tua murid sebagai masukan untuk pembenahan sekolah ke depan. Terlebih manajemen sekolah dan juga peningkatan prestasi anak sekolah di semua mata pelajaran.
Terkait dengan dikeluarkannya 52 siswa dari sekolah kata Imam Projo ini, merupakan aturan sekolah yang ditetapkan sudah sejak lama yaitu sistim gugur.
Laporan : Silve
Komentar