Menurutnya, di SMP Negeri 9 Cibal belum memiliki gedung sendiri sementara sudah angkatan ke 4 tahun 2019 ini.
“semua siswa/siswi di SMP Negeri 9 Cibal sekolah siang, masuk jam 12.10 karena belum memiliki gedung sendiri harus bergantian dengan SD”. Ceritanya.
Di saat beberapa teman sebayanya sudah menyerah karena capek berjalan kaki hampir 10 KM menuju sekolah, Ia tidak.
Rendy tinggal di daerah yang serba kekurangan dan memiliki jalan akses tak mudah dijangkau dan jauh dari sekolahnya. Namun semua itu tidak mengurangi semangat Rendy untuk menuntut ilmu.
Tidak seperti kebanyakan siswa di Indonesia, umumnya siswa akan bangun jam 06.00 pagi untuk berangkat ke Sekolah dan mereka akan diantar oleh orang tuanya ke sekolah, apalagi jika jarak dari rumah ke sekolah cukup jauh. Namun berbeda dengan Rendy dan teman – temannya asal dusun Cimpar, harus bangun pagi bantu orang tua. Seperti Rendy, sebelum kesekolah, Ia harus urus ternak Sapi dan kambing milik orang tuanya sebelum bersiap-siap berangkat ke Sekolah.
Terkadang siswa SMP asal dusun Cimpar itu sering saling menunggu teman-temannya saat bersekolah hingga ketika melintasi jalan tanjakan aspal yang sudah rusak dan penuh debu.
Keringat yang terus mengalir di wajah Rendy. Ia harus rela berpanas -panasan di terik siang hari demi menuntut ilmu. Dia pun segera mengelapnya dengan telapak tangan mungilnya sembari nafas yang terengah-engah seperti telah berjalan puluhan kilometer.
Bagi kaki kecil para bocah itu, paling tidak membutuhkan waktu sekitar 2 jam lebih untuk sampai ke sekolahnya di SMP Negeri 9 Cibal. Artinya, kegiatan sekolah jika dimulai dari pukul 12.10 siang berarti Rendy dan teman – temannya harus sejak pukul 80.00 pagi harus berangkat dari rumah.
Komentar