MANGGARAI, SwaraNTT.Net – Demi menuntut ilmu, seorang siswa rela berjuang untuk sampai di sekolah walaupun banyak rintangan yang dihadapi menuju tempat sekolah mereka. Kemudahan dalam mengenyam pendidikan tidak mereka dapatkan dengan mudah, perjuangan demi perjuangan pun harus mereka lalui untuk mendapatkan pendidikan di sekolah.
Bagi sebagian orang, impian mungkin hanya akan berhenti sebagai bunga tidur. Tapi bagi mereka yang menjadikan impian sebagai bangunan dasar untuk mewujudkan angan-angan, impian bisa selalu menjadi api semangat untuk meraih apa pun.
Ambrosius Rendi Marung (13) anak ke 12 dari 11 bersaudara tersebut adalah seorang siswa kelas 8 di SMP Negeri 9 Cibal. Ia tinggal bersama kedua orang tuanya di dusun Cimpar Desa Wae Renca, Kecamatan Cibal Barat, Kabupaten Manggarai – NTT.
Rendy yang biasa disapa akrab oleh teman – temannya di sekolah tersebut selalu ceriah dan semangat karena niatnya untuk sekolah.
Berbekal semangat dan mimpi untuk meraih masa depan yang lebih cerah, anak-anak sekolah dari dusun Cimpar tersebut tetap semangat menimba ilmu.
Rendy bercerita, “saya dan teman – teman sering kelaparan dan haus karena harus berjalan kami hampir 2 jam dari rumah ke sekolah, kadang sampai di sekolah kami ngantuk karena sudah cape,”. Ceritanya sambil menguras keringat yang membaluti wajahnya.
Tak cuma itu, lanjut Rendy, selama di SMP, Ia sangat jarang membantu kedua orang tuanya cari kayu api untuk dijual, karena kebiasaan pada waktu Ia masih duduk dibangku SD sangat sering bantu ayah dan ibunya.
“Dulu waktu saya masih SD kalau pulang sekolah jam 01.00 siang pasti bantu Papa sama Mama urus ternak Sapi, kambing setelah itu cari kayu api, sekarang sudah tidak bisa karena kami sekolah siang terus sampai rumah sudah malam”. Ucap Rendy.
Komentar