Ada yang berbeda dalam perayaan Penti pada tahun 2024 ini, karena salah satu asekae atau “saudara gendang” yang hadir adalah perwakilan dari PLN. Mengingat sebagian lahan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) berada di wilayah adat ini, kehadiran PLN menjadi simbol penghormatan dan komitmen sosial. Kehadiran mereka mencerminkan kebersamaan dalam menjaga nilai-nilai adat setempat, sekaligus bentuk dukungan PLN terhadap adat istiadat di wilayah Poco Leok.
Puncak dari Penti berlangsung pada dini hari sebelum matahari terbit, di mana dalam prosesi ini dilakukan doa bersama kepada Sang Pencipta sebagai bentuk syukur atas rezeki yang diterima sepanjang tahun dan permohonan untuk perlindungan di tahun mendatang. Nyanyian persembahan yang mengiringi doa ini menciptakan suasana khidmat dan menyentuh di dalam rumah gendang.
Setelah seluruh rangkaian upacara selesai pada pagi hari, masyarakat menikmati makan bersama sebagai simbol persatuan. Hidangan yang tersaji, hasil dari bumi Poco Leok, dinikmati dalam suasana hangat dan penuh keakraban. Dari yang muda hingga yang tua, mereka duduk melingkar, berbagi cerita dan canda tawa yang menguatkan ikatan kekeluargaan yang menjadi inti dari tradisi Penti.
Di Gendang Mesir, Penti bukan sekadar ritual tahunan, tetapi merupakan simbol kebersamaan dan warisan rasa syukur yang terus dipelihara dari generasi ke generasi. Dengan menjaga tradisi ini, masyarakat Poco Leok berharap agar damai, kesejahteraan, dan hubungan harmonis dengan alam serta leluhur tetap lestari.