Hal penting lain yang harus diketahui bahwa komunikasi terapeutik merupakan sarana pertukaran ide, pikiran, dan perasaan seseorang untuk menciptakan rasa saling mengerti dan saling percaya sehingga terwujudnya hubungan baik antara seseorang dengan lainnya. Dalam melakukan komunikasi terapeutik, seseorang harus terampil dan profesional dalam menggunakan bahasa verbal, intonasi suara, dan bahasa tubuh dengan harapan dapat memberikan pengaruh positif bagi yang lainnya sehingga terjalin suatu proses hubungan interpersonal.
Dengan pendekatan seperti ini, klien mendapatkan suatu pelayanan yang prima dan secara tidak langsung, memperoleh kekuatan dalam menghadapi stres dan rasa cemas yang menghantuinya.
Dalam situasi inipun muncul berbagai pertanyaan, mengapa semuanya ini terjadi? Siapa yang menyebabkan petaka ini muncul? Kapan prahara ini berakhir? Pertanyaan-pertanyaan ini tentunya bisa dijawab dan bisa juga tidak. Bisa dijawab apabila semua pihak berkomitmen untuk melakukan gerakan bersama memutus mata rantai penyebarannya. Tetapi ketika semua pihak tidak memiliki komitmen untuk bergerak melawan penyebaran virus ini, tidak bisa diingkari korban nyawa akan terus berlanjut.
Bangkit Bersama
Serangan virus mikro dengan ukuran satu nanometer ini menyadarkan akan pentingnya kebersamaan. Kita tidak bisa diam dan pasrah pada keadaan. Lalu apa yang harus kita lakukan? Bangkit bersama melawan penyebarannya dengan mematuhi protokol kesehatan, dengan cara pakai masker, jaga jarak, selalu cuci tangan pakai sabun di air yang mengalir, makan makanan bergizi dan istirahat yang cukup. Kebersamaan juga terlihat dari kita saling mengingatkan dan memberikan penguatan bagi mereka yang terinfeksi virus C19.
Tidak bisa diingkari virus C19 telah menyatukan kembali negara-negara yang hubungannya selama ini retak. Saat pandemi Virus C19 menyerang, semua negara bangkit bersama dan bergerak serta bahu membahu mengirimkan bantuan berupa tenaga medis, peralatan maupun obat-obatan.