oleh

Mengurai Benang Kusut Pengembangan Proyek Geothermal 40 MW Poco Leok

Pengembangan Listrik PLTP Ulumbu

(ANTARA) edisi Selasa, (19/7/2022) menulis PT PLN (Persero) siap membangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) berkapasitas 40 mega watt (MW) di Kabupaten Manggarai Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur tentang langkah PLN untuk mendukung transisi energy menuju pemanfaatan energy hijau berkelanjutan di Indonesia umumnya lebih kusus Nusa Tenggara Timur seperti dikatakan Wahidin General Manager PT PLN ( Persero ) Unit Induk Pembangunan PLN Nusa Tenggara Timur..

Persiapan memulai pembangunan sudah dimulai, salah satunya melakukan sosialisasi kepada masyarakat adat pada beberapa desa di Kecamatan Satarmese yaitu Desa Lungar, Desa Mocok, Desa Wewo, dan Desa Go Muntas melalui upacara adat yang disebut Tabe Gendang yang didlakukan pihak PLN pada bulan Mei yang lalu

Sosialisasi kepada kepada masyarakat di sekitar lokasi pembangunan merupakan bagian dari tahapan prakonstruksi.

Pembangunan PLTP Ulumbu direncanakan memanfaatkan 7 area pengeboran, di antaranya 5 area sumur produksi dan 2 sumur reinjeksi.

Pengembangan energi panas bumi PLTP Ulumbu 20 X 2 MW harus diwujudkan, sehingga mampu menciptakan ketahanan energi melalui renewable energy secara mapan dan berkelanjutan. Langkah ini, sejalan dengan rencana pemerintah untuk meningkatkan peran energi baru terbarukan (EBT) pada bauran energi nasional yang ditargetkan mencapai 23 persen pada tahun 2025.

Sementara berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021-2030, Indonesia memiliki potensi panas bumi sebesar 23,965 GW. Beberapa keunggulan dari pengembangan pembangkit yang bersumber dari sumber daya panas bumi antara lain renewable atau berasal dari sumber daya alam dan bisa terisi ulang.

Selain itu bersifat sustainable yaitu dapat menghasilkan energi berkelanjutan sehingga tersedia untuk jangka waktu yang panjang. Energi ini juga reliable yakni tidak tergantung pada kondisi cuaca.

Keunggulan lain energi panas bumi adalah direct use atau dapat dipakai langsung ke pengguna akhir. Kemudian dapat menciptakan lapangan kerja, tidak ada polusi dan ramah lingkungan.

Kendala teknis maupun non teknis yang dihadapi dalam pembangunan menjadi tantangan bagi PLN untuk mencapai misi bauran energi Net Zero Emission (NZE) di 2060. Karena itu dibutuhkan peran penting seluruh pemangku kepentingan mulai dari masyarakat sampai pemerintah daerah dapat menyatukan ikhtiar demi penggunaan energi hijau yang bersumber dari bumi Flores.

Apa Yang Terjadi Terkait Pengembangan PLTP Ulumbu?

Bupati Hery Berdialog dengan Warga Gendang Mesir demikian Info1news.com- Senin (27/2) Bupati Manggarai, Herybertus G. L. Nabit melakukan dialog dengan sejumlah warga komunitas adat gendang Mesir, desa Lungar terkait rencana pengembangan PLTP Ulumbu ke wilayah Poco Leok, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai.

Di gendang Lungar warga berdemo dengan menghadang rombongan Bupati Manggarai, sehingga tokoh masyarakat setempat tidak melaksanakan ritus adat penjemputan tamu kehormatan yaitu manuk kapu sebagaimana lasimnya.

Sementara di gendang Mesir, para tetua adat yang dipimpin Maximus Rentang, menerima rombongan Bupati Hery di jalan masuk gendang Mesir. Bupati Hery menyampaikan apresiasinya terhadap komunitas adat gendang Mesir yang telah meneruskan warisan budaya leluhur nenek moyang orang Manggarai dalam menerima tamu.

Kedatangannya ke sejumlah gendang di wilayah Poco Leok untuk mendengar, apa keluhan masyarakat terkait pengembangan PLTP Ulumbu di sejumlah tempat di wilayah Poco Leok.

Dalam kapasitas sebagai bupati, harus mendengar langsung seperti apa tanggapan masyarakat. Baik yang menolak atau menerima rencana pengembangan PLTP Ulumbu itu.

Sebagai Pemimpin di daerah ini posisinya sebagai bupati yang berada si tengah memang serba sulit karena mendapat tekanan dari pihak masyarakatnya seperti dalam kaitannya dengan pengembangan PLTP Ulumbu. Sementara di sisi lain, dia akui, selama dua tahun kepemimpinannya begitu banyak warga yang mengeluh tentang listrik.

Terkait keluhan masyarakat tersebut, lanjut dia, dia bertanya ke pihak PLN. jawaban pihak PLN adalah dengan menambah daya yang sumbernya dari panas bumi. Urus panas bumi atau geothermal tidak mudah. Ada yang setuju dan ada yg tidak. Oleh karena itu Pemerintah hadir untuk mendengar supaya bisa mengambil keputusan yang tepat. Bupati adalah bagian dari pemerintah tetapi mengadakan listrik bukan semata tapi karena kemauan pemerintah.

Pada giliran dialog, ada juga peserta yang hadir yang menyatakan keberatan dengan hadirnya proyek pengembangan PLTP Ulumbu di wilayah Poco Leok, Khususnya di tanah yang merupakan ulayat gendang Mesir.

Siapa dibalik penolakan itu?

Pada mulanya rencana pengembangan Geothermal 20×2 MW pada wilayah Poco Leok berjalan sesuai rencana, namun pada 27/28 Januari 2023 Komisi Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan (Justice, Peace, and Integrity of Creation/JPIC) SVD Ruteng bertempat di Aula Rumah Pelatihan Ketrampilan dan Pendidikan Niang St. Yosef, Kelurahan Pau, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai menfasilitasi para tu’a gendang/utusan adat dari 10 Gendang wilayah Pocoleok, kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai (Mocok, Mori, Nderu, Jong Racang, Mucu, Lungar, Tere, Mano, Cako, Rebak ).