Pasangan Yohan-Tomas rupanya sulit untuk dipisahkan lagi. Keduanya sama-sama memiliki ikatan partai yang kuat menuju Pilkada November mendatang.
Jika paket ini benar-benar jadi dan dideklarasi, maka keduanya lolos sampai bulan November.
Namun, siapa sangka dinamika politik sewaktu-waktu bisa saja berubah tergantung keputusan DPP pusat.
Keempat, Heribertus Ngabut dan Karolus Mance. Dua figur ini sudah resmi berpasangan sejak Minggu 21 Juli 2024 lalu. Uniknya pengumuman keduanya bersamaan dengan konfrensi pers pasangan Heribertus Geradus Laju Nabit dan Fabi Abu (86).
Heri Ngabut pun kemudian langsung meminang Karolus Mance. Proses pinangan ini berlangsung dalam sebuah acara adat di kampung asal Mance Kecamatan Cibal.
Setelah resmi berpasangan, figur bakal calon bupati dan wakil bupati ini pun diberi akronim paket “Tulus” (Heribertus Ngabut-Karolus Mance).
Para pendukung dan simpatisan pasangan ini sudah berani mengklaim partai meski belum ada keputusan DPP pusat.
Golkar, PAN dan Hanura merupakan koalisi yang kerap kali disebut-sebut oleh para pendukung paket “Tulus” ini.
Golkar boleh saja diklaim oleh para pendukung paket “Tulus”, sebab Heri Ngabut juga bagian dari rumah besar Golkar. Akan tetapi proses dan kedudukan Yoakim Jehati selaku Ketua DPD II sekaligus anak kandung Golkar masih menguatkannya untuk berhak maju dan diusung partai berlambang beringin itu.
Sementara PAN dan Hanura bukan hanya diperebutkan Heri Ngabut tetapi juga diperebutkan kandidat lain yang juga sedang berproses.
Jika saja Golkar dan PAN jadi berkoalisi maka paket “Tulus” tak perlu mengharapkan Hanura lagi. Sebab koalisi Golkar dan PAN sudah cukup mengantar keduanya sampai 27 November.
Apabila Golkar lebih memilih mengusung paket “Sehati” dan PAN mengusung Herybertus Geradus Laju Nabit atau Maksi Ngkeros, maka paket “Tulus” bakal terancam gantung.
Kelima, Heribertus Geradus Laju Nabit dan Fabi Abbu. Pasangan ini bisa dikatakan nyaman karena sudah punya kendaraan partai yang jelas untuk maju.
PDIP dan Perindo bakal berkoalisi untuk mengantar Hery dan Fabi menuju Pilkada 27 November.
Nabit sendiri telah mendapat rekomendasi tunggal dari PDIP, pemilik lima kursi di DPRD Manggarai dan Perindo, pemilik tiga kursi di DPRD Manggarai.
Jika PDIP dan Perindo jadi berkoalisi maka sudah cukup bagi pasangan ini untuk melangkah jauh. Koalisi PDIP dan Perindo akan membentuk 8 kursi.
Apalagi jika PKB dan PAN jadi masuk dalam koalisi Hery-Fabi maka pasangan ini didukung 15 kursi di DPRD Manggarai, hasil perpaduan koalisi PDIP, Perindo, PKB dan PAN.
Dilihat dari arah dukungan partai, pasangan ini jauh dari kata gantung, sekalipun PKB dan PAN tidak masuk dalam koalisi atau tidak mengusung Hery-Fabi.