Alfons Syukur menegaskan bahwa informasi yang dipublikasikan oleh media tersebut sering kali tidak mencerminkan realitas di lapangan. “Ada media yang terlalu berpihak dan sengaja menggiring opini masyarakat dengan narasi-narasi yang membenturkan adat dan pemerintah. Padahal kenyataannya, kami adat justru mendukung penuh program geothermal ini,” ujarnya.
Vincent Godat: “Kami di Poco Leok Tidak Ada yang Tidak Setuju”
Vincent Godat, Tokoh Masyarakat Gendang Mesir, turut menegaskan pentingnya kesepakatan untuk proyek ini. “Di daerah Poco Leok ini yang kami tahu ada program, ada yang terima, ada juga yang menolak. Dan di samping itu, apa yang mereka dengar selama ini di sana, banyak yang tidak terima dari yang paling kecil sampai yang besar, sampai Bank KfW dengar. Mereka (penolak) bilang bahwa mereka tidak setuju dengan program pembangunan di Poco Leok,” jelas Vincent.
Lebih lanjut, Vincent menyampaikan bahwa mulai hari ini masyarakat Poco Leok secara keseluruhan mendukung proyek ini.
“Jadi mulai hari ini, kami setuju, kami di Poco Leok tidak ada yang tidak. Jadi mereka yang selama ini cerita keluar, yang selama ini yang omong tidak, kami tidak tahu, karena kami tidak jalan sama. Sekarang kami serahkan ke KfW bagaimana baiknya, mana yang baik mana yang tidak. Jadi menurut kami yang baik, jangan mundur lagi program ini, sekarang kami minta supaya lebih cepat bawa terang,” tegasnya.
Data Pendekatan Sosial
Connusa, sebagai konsultan sosial proyek ini, mencatat bahwa pendekatan kepada masyarakat adat dilakukan secara intensif sejak Mei 2022 hingga November 2024. Dalam periode tersebut, telah dilakukan: 14 kali Tabe Gendang (dialog bersama masyarakat adat di rumah adat), 30 kali Sosialisasi dan 12 kali Free, Prior, and Informed Consent (FPIC), 5 upacara Penti, yang melibatkan PLN sebagai tamu undangan / ase kae.
“Seluruh kegiatan Penti dan Tabe Gendang menunjukkan dukungan masyarakat yang sangat besar terhadap proyek ini, dengan sebanyak 86,5 persen menyatakan mendukung proyek,” kata Dennis Goonting dari Connusa.