Atas dasar itu sambung Gaspar, Ia menyiapkan semua material sebagai bentuk keseriusannya untuk mendirikan bangunan, karena telah dijanjikan oleh petugas dari dinas Perumahan Rakyat, pada saat itu.
Saat ini, Gaspar mengaku kecewa karena namanya tidak lagi sebagai peserta calon Penerima Bantuan Rumah Swadaya, sementara material sudah ada karena telah dijanjikan sebelumnya.
“Saya tau kalau tidak lagi dapat bantuan rumah, setelah Kepala Desa Robek mengeluarkan surat jadwal kegiatan sosialisas bantuan rumah swadaya kepada masyarakat lain dan berlangsung pada Sabtu 11 Juni 2022 di Kantor Desa Robek,” Ucap Gaspar
Hal serupa juga yang dialami, Martinus Tanjang, menurutnya pada bulan November 2021, rumah milinya telah di survey oleh petugas.
“Yang survey rumah saya pada saat itu atas nama Jery, satunya lagi tidak tau namanya tetapi pake baju PUPR,” jelas Martinus.
Pada saat survey dijelaskan Martinus, petugas mengatakan kalau rumah tersebut sangat layak mendapatkan bantuan dari pemerintah.
Setelah rumahnya di foto, lalu petugas tersebut meminta KK dan KTP milik Martinus kemudian, Ia bersama istri di foto oleh petugas saat itu.
“Setelah survey rumah saya pada saat itu, Kepala Desa Robek minta saya untuk bayar rokok di kios, karena saya salah satu penerima bantuan rumah dari dinas Perumahan. Saya bayar itu rokok di kios,” jelas Martinus, menirukan ucapan Kades Robek, Hilarius Hanso.
Saat ini sambung Martinus,karena sebelumnya sudah dijanjikan dapat bantuan rumah dari Pemerintah, Ia telah membeli Pasir, Sing, Bata, Semen, Besi Beton dan Kayu, untuk persiapan bangun rumah.