Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber Energi Baru Terbarukan (EBT). Hal itu didukung oleh salah satu fakta bahwa Indonesia menyimpan ‘harta karun’ berupa panas bumi terbesar kedua di dunia, yang mana Indonesia menyimpan cadangan hingga 40% panas bumi dunia.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, pihaknya kini tengah menyusun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL). Hingga 2040, diperkirakan akan dibutuhkan tambahan kapasitas pembangkit listrik baru sampai 100 GW.
“Pak Hashim tadi sudah umumkan, sekitar 75% dari tambahan kapasitas pembangkit listrik baru berasal dari energi terbarukan. Artinya, kita sudah bergerak untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Ini berasal dari PLTA, geothermal, dan lainnya,” ucapnya saat menjadi pembicara pada panel diskusi di Paviliun Indonesia COP29 di Baku, Azerbaijan, Senin (11/11/2024).
Dia memaparkan, total sekitar 102 GW pembangkit listrik baru akan dibangun selama 2024-2040. Rinciannya, 75 GW dari energi terbarukan, seperti 15 GW dari Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin (PLTB), 27 GW PLTS (atau naik menjadi 32 GWh bila menggunakan bateria/ BESS), lalu PLTA 25 GW, 1 GW bioenergi, dan 7 GW dari PLTP atau geothermal. Kemudian, 22 GW dari gas bumi dan 5 GW dari PLTN.
Di kesempatan lain, Darmawan pun menyebut, target ini menjadi tantangan sekaligus kesempatan bagi pihaknya dan juga Indonesia untuk berkolaborasi dan menyediakan sumber energi bersih yang murah.
“Dan dalam proses itu, kita akan mampu menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan untuk mengurangi kemiskinan, memberikan kesejahteraan kepada rakyat, dan mewujudkan pertumbuhan ekonomi 8% seperti yang ditargetkan Presiden (Prabowo Subianto),” jelas Darmawan dalam acara Electricity Connect 2024, di JCC, Rabu (20/11/2024).
Darmawan memastikan pihaknya akan terus berupaya mencapai target tersebut. Salah satunya, yakni dengan membangun kolaborasi dengan berbagai pihak.
“Dan kita memiliki keyakinan yang kuat, apapun tantangan yang ada di depan, kita akan terus bergerak maju untuk menyelesaikan misi,” tambahnya.
Darmawan menyebutkan bahwa pemerintah bisa membangun rencana yang sudah disimulasikan tersebut untuk bisa memfasilitasi rencana tambahan bauran energi baru terbarukan di Indonesia secara masif.