Ke 4 lokasi tersebut, antara lain berada di Wae Garit – Manggarai yang menjadi pusat robusta, Mano – Manggarai Timur yang akan menjadi pusat arabika, Colol – Manggarai Timur yang merupakan aset besar budaya kopi Manggarai sekaligus menjadi pusat festival budaya kopi, dan Labuan Bajo yang akan menjadi etalase pusat informasi dan promosi seluruh jenis biji kopi Flores (bukan berupa kebun).
Dari ke 4 lokasi tersebut, 2 lokasi merupakan lahan milik Keuskupan Ruteng yang disiapkan untuk mendukung pengembangan destinasi wisata baru dan sekaligus merupakan bentuk dukungan gereja terhadap upaya pemberdayaan masyarakat, khususnya para petani kopi. Ke 2 lokasi tersebut terletak di Mano seluas 10 ha dan di Labuan Bajo yang akan menjadi rencana etalase Pusat Informasi dan Promosi Kopi.
Sementara 2 lokasi lainnya merupakan lahan kopi milik masyarakat yang akan didampingi oleh MPIG melalui berbagai pelatihan guna memperkuat kapasitas SDM petani kopi untuk dapat mencapai kualitas kopi yang memenuhi standar.
Selain itu, pengembangan destinasi wisata baru kopi ini juga akan melibatkan kalangan akademisi dari beberapa Universitas dan Perguruan Tinggi yang akan membentuk Tim Terpadu guna melakukan riset dan kajian terhadap keseluruhan rencana pengembangan destinasi wisata baru, antara lain Universitas Brawijaya, Universitas Nusa Cendana Kupang, STKIP St. Paulus Ruteng, dan Kampus Poltekpar El Bajo Commodus.