oleh

Kasus Dugaan Korupsi Alkes RS Pratama Watu Nggong, Ketua KOMPAK Indonesia Angkat Bicara

Keempat, siap mendampingi Whistle Blower membongkar tuntas dugaan kuat Korupsi Berjamaah di Manggarai Timur bersama KPK RI.

Untuk diketahui, RS Pratama Watunggong dibangun pada tahun 2021 dan menelan anggaran Rp45 Miliar, dengan rincian pembangunan gedung Rp30 Miliar dan pengadaan alkes Rp15 Miliar.

Pada 2023, rumah sakit itu juga mendapat anggaran satu miliar rupiah untuk pengadaan fasilitas penunjang.

Empat badan usaha jasa konstruksi terlibat pembangunannya, tiga di antaranya berbasis di Pulau Jawa.

Dalam proses pengerjaannya, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sempat menemukan pengurangan volume pekerjaan.

Salah satunya adalah pada gedung IGD rawat jalan, ruangan OK, dan penunjang rumah sakit yang dikerjakan PT. Floresco Aneka Indah.

Selain itu adalah pengurangan volume pekerjaan gedung rawat inap serta penunjang rumah sakit oleh  PT. Komodo Alam Lestari.

Dalam wawancara dengan Floresa pada April, Sekretaris Dinas Kesehatan Manggarai Timur Pranata Kristiani Ani Agas mengakui adanya temuan BPK itu.

Meski tidak memerinci jumlah dana yang diduga diselewengkan, ia mengklaim sudah dikembalikan ke kas daerah, sesuai rekomendasi BPK.

“Pengembaliannya kalau tidak salah ingat pada 2022,” katanya dikutip dari Floresa.co.

Sementara untuk kasus dugaan korupsinya terkuak setelah adanya penyimpangan data laporan dengan bukti fisik yang ditelusuri Tim Investigasi Suaraburuh.com.

Selain itu, adanya dugaan mark-up harga dan laporan fiktif yang mana jumlah dalam data laporan tidak sesuai dengan bukti fisik di lapangan.

Diketahui, pengadaan barang alkes dan Faskes di Rumah Sakit Pratama Watu Nggong ini terjadi sejak tahun 2021 hingga 2023.