Komuditi Kedelai jelas Bupati Hery, bukan komuditi baru di Desa Kajong karena masyarakat Kajong sejak puluhan tahun lalu sudah membudidaya tanaman Kedelai.
Dikatakan Bupati Hery, komuditi Kedelai di Indonesia hampir 95 persen di Impor. Saat terjadi krisis pangan secara nasional, Reok Barat hadir menyumbangan komuditi tersebut.
Dalam tahap awal jelas Bupati Hery, petani Kedelai di Desa Kajong sudah mencapai 100 hektar lahan untuk komuditi Kedelai. Dari 100 hektar hasil panen, 60 persen hasilnya dijual ke pasar sedangkan 40 persen akan diproses menjadi benih.
Untuk pembenihan sambungnya, akan didampingi langsung oleh pihak Pemda Manggarai, Pemprov NTT dan offtaker. Karena hasil 40 hektar itu nantinya dapat digunakan sebagai benih pada lahan seluas 1,200 hektar, dengan rincian 670 hektar diperuntukan di Manggarai, sisanya tersebar di Manggarai Timur dan Manggarai Barat.
“Dari 670 hektar itulah diharapkan akan menjadi benih yang bisa dimanfaatkan untuk ditanam di Kabupaten –kabupaten lain di NTT maupun di luar Provinsi NTT,” sebut Bupati Hery Nabit.
Yang menjadi konsen saat ini, jelas Bupati Hery, adalah pengurusan sertifikasi benih yang menjadi prioritas dan itu nantinya tanggung jawab pemda Manggarai, Pemprov NTT serta melibatkan anggota DPR-RI Julie Laiskodat dan Offtaker.
Sementara, ketua Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB) Erick Teguh Herwinda, mengatakan sejak Juli 2022, dirinya telah melakukan survey langsung lahan pertanian Kedelai di Desa Kajong.