Pada saat di klarifikasi kata, kadis Konstantinus, Ia menanyakan terkait jumlah kuota yang di kirim oleh CV. Difani Jaya, karena menurutnya, pada saat diamankan oleh TNI Angkatan Laut, Kepolisian Kesatuan Pelasana Pengamanan Pelabuhan (KP3), dan KSOP Bima, di pelabuhan laut Tanjung Bima, perairan Bonto, Asakota, Kota Bima, berjumlah 92 ekor, terdiri dari jantan 24 ekor dan betina 68 ekor, sementara berdasarkan dokumen pengiriman hanya 50 ekor berarti terjadi kelebihan 42 ekor.
Menurut Kadis Konstantinus, Direktris CV. Difani Jaya, mengaku hanya muat 50 ekor, sementara selebihnya yang 42 ekor, tidak tau datangnya dari mana.
“Berarti yang 42 ekor itu Sapi ilegal ya bu,” Ucap Kadis Konstantinus kepada Direktris CV. Difani Jaya, saat diklarifikasi.
Pelabuhan resmi pengiriman hewan Sapi untuk wilayah Kabupaten Manggarai, Kadis Peternakan menjelaskan berdasarkan peraturan Menteri, hanya ada dua (2) lokasi pelabuhan diantaranya, Pelabuhan Kedindi Reo dan Kali Gongger Reo.
“Tidak ada lagi Pelabuhan lain selain Pelabuhan Kedindi Reo dan Kali Gongger Reo,” jelasnya.
Terkait Surat Keterangan Asal Usul Hewan (SKAUH) Sapi dari Penjabat Desa Lemarang, kepada CV. Difani Jaya, pihak dinas Peternakan Kabupaten Manggarai, akan menelusuri ke petani hewan terkait siapa saja pemilik sapi yang berjumlah 65 ekor tersebut.
SKAUH Sapi, yang di keluarkan oleh Penjabat Desa Lemarang, Kecamatan Reok Barat, pada tanggal (02/02/2021), berjumlah 65 ekor, dengan rincian, Sapi jantan 25 ekor dan Sapi betina 40 ekor.
Menurut kadis Peternakan, pihak dinas akan memanggil Penjabat Desa Lemarang, karena telah mengeluarkan SKAUH Sapi, sementara alokasi pengeluaran ternak Tahun 2021 sudah ditetapkan melalui keputusan Gubernur NTT Nomor 42/Kep/HK/2021 tanggal 15 Februari 2021. Sampai dengan hari ini Belum ada pengeluaran Ternak dari Manggarai yang berasal dari kuota 2021.
“Tidak ada aturannya pengiriman Sapi Betina. Jelas dalam aturannya,” Ungkap Kadis Peternakan Kabupaten Manggarai.
