Program sambungan Rumah Meteran Listrik Gratis Masyarakat Berpenghasilan Rendah (RMBR) ini kata PLT Kondradus yaitu dialokasikan dari APBD, besaran pagu dananya adalah Rp.3 juta / kk, yang meliputi meteran dengan kapasitas 900 VA, instalasi, token perdana Rp. 100.000 dan 3 titik lampu.
“semuanya terinclude di dalam tiga juta itu, ada meteran 900 VA, instalasi dan 3 titik lampu, itu yang sudah dilakukan beberapa tahun belakangan sementara untuk tahun 2023 kita masih melakukan kajian terkait dengan naiknya harga bisa saja ada pengurangan volume, misalnya dari 3 lampu, menjadi 2 lampu dan token perdana Rp. 100.000,” katanya.
Target program ini kata PLT Kondradus adalah membantu masyarakat berpenghasilan rendah khusus yang belum memiliki sambungan listrik.
“Target (program) ini, kita (Pemkab) membantu masyarakat berpenghasilan rendah, khususnya yang belum memiliki sambungan listrik di rumahnya sehingga dengan bantuan ini mereka bisa menikmati listrik,” terang Kondradus.
Menyoal jumlah bantuan yang fluktiatif lanjut Kondradus Kumat adalah karena kurangnya anggaran. Semenjak program ini pertama kali dicanangkan tahun 2019 Kabupaten Manggarai memberikan bantuan sebanyak 600 kk, tahun 2020 turun menjadi 468 kk. Sementara untuk tahun 2021 turun drastis menjadi 64 kk dan 2022 90 kk, karena terjadinya refocusing anggaran terkait dengan penanganan pandemi Covid 19. Sementara untuk tahun 2023 naik secara signifikan sebanyak 462 kk.
“fluktuatif memang, ini karena anggaran juga ya, tahun 2021 dan 2022 itukan refocusing anggaran untuk penanganan Covid 19,walaupun agak turun tetapi pemerintah tetap memberikan perhatian terhadap masyarakat” kata Kondradus.
Sementara itu untuk bantuan rumah layak huni PLT Kondradus menjelaskan, volumenya sama seperti meteran listrik fluktuatif. Setiap tahunnya kadang meningkat kadang menurun disesuaikan dengan ketersediaan anggaran.