Pertama, berhubungan dengan data dan algoritma. Hampir semua unit bisnis, manajemen, dan operasional bisnis kini dihubungkan dengan Internet dan analisis berbasis komputer. Data dan algoritma telah menjadi bagian hidup sebagaimana bernafas dan makan minum. Dibutuhkan: Jasa data crunching dan Research & Development.
Kedua, berhubungan dengan peningkatan kualitas hidup dan kesehatan fisik, psikis, dan emosional. Berbagai profesi yang menurunkan stres dan meningkatkan kesehatan diprediksikan akan bertahan terlepas kondisi ekonomi makro dan regional, mengingat semakin kompleks kehidupan, manajemen stres dan kesehatan pribadi semakin urgen. Dibutuhkan Industri kesehatan, konsultasi kesehatan/psikologi, dan alat-alat kesehatan.
Ketiga, berhubungan dengan peningkatan kualitas ekologi. Berbagai bentuk substitusi sumber daya alam yang diperbaharui seperti solar power, wind power, water power , dan nuclear power, semakin umum dan ini berarti berbagai produk B2B yang mendukung industri ini menjadi kebutuhan pokok. Dibutuhkan: Industri riset, konsultasi ekologi, dan konsultasi manajemen.
Keempat, berhubungan dengan peningkatan kualitas pemeliharaan, baik manusia, hewan peliharaan, maupun instrumen teknologi. Dibutuhkan: bisnis-bisnis yang menciptakan otomatisasi maintenance maupun jasa pemeliharaan, seperti nursing home, pet boarding hotel, dan mechanical maintenance.
Kelima, berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, termasuk sandang, pangan, papan, grooming, transportasi, dan jasa-jasa lainnya. Ini sangat bervariasi tergantung kebutuhan individu dan institusi. Dibutuhkan: bisnis-bisnis jasa seperti app-based AirBnB, Uber, dan GoJek. Juga bisnis-bisnis yang berhubungan dengan jasa keuangan yang memberi keuntungan.
Baca Juga: Tafsir Sosial Bunuh Diri
Prinsipnya, bagaimana peradaban yang lebih maju berada di suatu titik waktu, ke situ pulalah kita akan berada. Kapan? Ini masih merupakan tanda tanya, karena velositas perkembangan suatu peradaban berbeda dari perkembangan peradaban yang lain.
Tantangan Era Industri Masa depan ini pada dasarnya telah diperkenalkan di Jerman sejak 2011. Beberapa teknologi utama yang mendukung implementasi industri masa depan adalah intelegensi buatan, human machine interface, IoT, robot, dan teknologi 3D.
Tantangan yang sekaligus menjadi pertanyaan, dapatkah manusia menyesuaikan diri dengan transformasi luar biasa ini? Nyatanya ada tantangan yang cukup besar dalam menjalankan industri msa depan yang lebih dikenal dengan era industri 4.0 untuk setiap negara. Beberapa di antaranya membangun infrastruktur, kebijakan, dan standar keselamatan yang tepat. Tanpa dasar yang layak, bisa jadi negara akan sulit memanfaatkan buah hasil dari revolusi ini.
Di Indonesia, industri 4.0 sering disebut juga sebagai Making Indonesia 4.0. Istilah ini sebenarnya mengandung makna positif dan dapat memicu perkembangan Indonesia serta merevitalisasi industri nasional secara keseluruhan, baik dari keseluruhan pihak mulai dari pemerintah hingga masyarakat. Selain Thailand dan Vietnam, Indonesia juga memiliki optimisme yang signifikan terhadap prospek industri 4.0, terutama di sektor ekonomi berbasis manufaktur.
Menurut Yeo Siang Tiong, General Manager for Southeast Asia at Kaspersky, optimisme semacam ini juga diiringi dengan sedikit kecemasan. Misalnya,pertanyaan singkat mengenai bagaimana negara-negara kepulauan seperti Indonesia berjuang menangani industri 4.0 secara merata?
Faktanya, ketimpangan infrastruktur tidak hanya dialami negara-negara kepulauan, bahkan negara seperti Jerman merasa kesulitan menyediakan infrastruktur digital secara merata ke semua bagian negaranya.
Betul bahwa ada banyak hal yang mampu dieksplorasi Indonesia dalam menghadapi industri 4.0 untuk pembangunan nasional yang lebih baik. Misalnya, memberdayakan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) melalui teknologi dengan fasilitas platform e-commerce, kemudian memajukan jaringan internet berkecepatan tinggi, pusat data cloud, manajemen keamanan dan infrastruktur broadband untuk mendukung pengembangan infrastruktur digital nasional. Namun selain itu, satu pilar penting dari perjalanan Indonesia menuju industri 4.0 lainnya adalah keamanan internal control system (ICS).