INDEF Sebut Baru 13 Persen Pengembangan EBT Indonesia, Ini Tantangan Pengembangan PLTP

Ditambah lagi, kata Ahmad, banyak perusahaan global yang sudah mulai mencanangkan untuk menggunakan sumber energi baru terbarukan dalam kegiatan produksi maupun usahanya. Salah satu sumbernya tentu yang diharapkan adalah geothermal yang merupakan energi ramah lingkungan.

Namun, disisi lain sebut Ahmad, ada yang mengatakan bahwa Indonesia masih surplus listrik yang cukup besar, mengingat konsumsi litrik yang masih rendah jika dibandingkan dengan negara di ASEAN. Hal itu menjadi tantangan bagaimana panas bumi menjadi salah satu sumber yang cukup besar.

“Indef selalu berusaha mengedepankan isu ini menjadi isu publik. Tidak berhenti sampai disini kita mendorong adanya perubahan kebijakan, perubahan mindset,” tutur Ahmad.

Bahkan, dia menyarankan perlu adanya perubahan besar bagi para pengambil kebijakan, pelaku bisnis maupun masyarakat yang tampaknya mulai sadar bahwa perubahan lingkungan menjadi satu kebutuhan. Salah satunya mengedepankan EBT menjadi satu sumbernya.

Ahmad juga menuturkan bahwa pengembangan energi baru terbarukan Indonesia hingga 2023 masih sekitar 12-13 persen. Pencapaian itu, menurut dia, masih jauh dari target yang dicanangkan pemerintah yakni pada 2025 sekitar 23 persen.

“Ini perlu kerja keras agar dicapai dalam 2 tahun mendatang apalagi kita tahun lalu sudah memutuskan bahwa kita akan kembali ke net zero emission, yaitu pada 2060 benar-benar tidak ada lagi penggunaan energi yang tidak ramah lingkungan,” kata dia.