Peserta monitoring dibagi kedalam 3 kelompok di mana setiap kelompok mengunjungi masing-masing 2 sekolah. Masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang yang mewakili instansi/lembaga yang hadir. Wabup Taka tergabung dalam kelompok yang mengunjungi SD Inpres Pogolede dan SD Inpres Poma.
Kegiatan berlangsung dari pagi hingga siang hari. Usai kunjungan, semua peserta monitoring berkumpul di Hotel Sinal Tambolaka untuk memaparkan hasil temuan selama kunjungan. Wabup Taka membuka diskusi dengan menekankan bahwa mendidik anak-anak bukanlah hal yang mudah sehingga membutuhkan kesabaran. “Proses ini (mendidik anak-anak) tidak sama dengan proses membangun lainnya. Dibutuhkan kesabaran dan seni dalam melakukannya sehingga semangat belajar itu muncul dari anak-anak itu sendiri,” katanya. Menurutnya, anak-anak sekarang ini berbeda dengan anak-anak pada zamannya sehingga untuk mendidiknya, perlu dilakukan inovasi.
Mewakili tim Komisi C – Bidang Pendidikan DPRD SBD, Alfonsus Yamba Kodi menyoroti kurangnya sarana prasarana penunjang proses belajar mengajar di sekolah yang ia kunjungi. Salah satu sekolah yang ia kunjungi, SD Inpres Kadula yang berlokasi tidak jauh dari kompleks perkantoran Pemda SBD, memang memiliki kondisi ruang kelas yang tidak memadai. Kelas 1 dan 2 digabung dalam satu ruangan dan hanya dipisahkan oleh sekat sederhana sehingga pembelajaran menjadi tidak efektif. “Sekolah-sekolah yang ada di sekitar kantor pemda harusnya menjadi sekolah contoh karena itu menjadi barometer kualitas pendidikan (dasar) di SBD,” kata Alfonsus.
“Kalau kita melihat ini menjadi hal yang sangat urgen dan perlu penanganan, strategi dari sisi anggaran, saya rasa sah-sah saja kita mengangkat (isu) ini. Kami dari sisi lembaga, kalau itu mengarah pada perubahan sumber daya manusia, kami siap mendukung,” tambahnya.
Komentar