“Perlu dipetakan faktor utama yang menyebabkan rendahnya capaian literasi dan numerasi dimkasud. Apakah faktor kepala sekolah?, pengawas ?, atau kinerja guru yang belum memadai,” sebutnya.
Dengan beralihnya PAUD menjadi SD yang menyenangkan sesuai dengan episode merdeka belajar yang ke 24, pihaknya berharap hal ini menjadi titik awal kebangkitan mutu pendidikan di daerah ini.
“Paket pembelajaran pada satuan pendidikan PAUD harus terarah dan terukur sesuai dengan tingkat umurnya. Jangan sampai anak PAUD difasilitasi hanya untuk bermain tetapi tidak bermakna,” tegasnya lagi.
Dalam waktu dekat, jelasnya ia akan melakukan uji petik melalui program masuk kelas mulai dari kelas 3 SD sampai kelas 9 SMP, dalam rangka mengevaluasi capaian literasi dasar setiap sekolah.
Laporan: Gregorius Setiawan
Editor: Gusty Supardi