Dalam acara tersebut Menteri Rini berpesan agar BMKG dapat berfokus pada pelayanan publik inklusif yang ramah kelompok rentan, mengingat peran strategis BMKG dalam pengelolaan risiko bencana. Oleh karenanya harus dipastikan layanan dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat yang membutuhkan, termasuk kelompok rentan. Seperti layanan informasi cuaca dan peringatan dini bencana perlu disediakan dalam berbagai format baik teks, audio, gambar, video dan berbagai Bahasa, serta disediakan fitur ”teks-to-speech” untuk membantu penyandang disabilitas netra, dan lain sebagainya.
Dikatakan bahwa sejumlah tantangan dihadapi BMKG dalam menjalankan tugas sehari-hari, seperti adanya perubahan iklim dan cuaca ekstrem, dimana BMKG dituntut untuk meningkatkan keakuratan dan kecepatan prediksi untuk mengurangi risiko bencana. Selanjutnya kebutuhan teknologi yang canggih untuk berdapatasi dengan tantangan krisis iklim, seperti peralatan observasi dan early warning system membutuhkan pembaruan untuk tetap relevan dengan standar global.
“Tantangan lainnya adalah peningkatan kompetensi SDM, dan manajemen bencana yang membutuhkan keterlibatan aktif dari masyarakat. BMKG dituntut untuk memiliki komunikasi publik yang efektif dalam penyampaian informasi cuaca, iklim, dan potensi bencana,” ucapnya.
Lebih lanjut Menteri Rini berharap Rapat Evaluasi Nasional ini menjadi momentum BMKG untuk meningkatkan kinerja dalam rangka mendukung Asta Cita menuju Indonesia Emas 2045. Beberapa hal penting yang dapat menjadi arah strategis perencanaan BMKG seperti peningkatan akurasi dan kecepatan informasi, seperti akurasi prediksi cuaca, iklim, dan peringatan dini/early warning system. Kemudian melakukan peningkatan kapasitas prediksi jangka panjang iklim (climate projection) untuk membantu adaptasi sektor strategis seperti pertanian, energi dan pariwisata.