“Harus dibukakan pemahaman, ibu menjadi cikal bakal generasi penerus bangsa. Maka stunting harus dicegah,” lanjut Selvi.
Cara menghindari stunting menurut istri Walikota Solo itu antara lain dengan menghindari nikah dini, perhatian pola asuh 1000 hari usia anak dengan ASI eksklusif, pemeriksaan kesehatan minimal 4 kali dan mengikuti kelas hamil.
Sementara Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana Surakarta, Purwanti mengatakan, Kota Surakarta sudah memiliki program untuk mengantisipasi kasus stunting dan fertility rate dengan program Sultan Nikah Capingan (Konsultasi Pra Nikah Bagi Calon Pinanganten), “Kami andalkan Sultan Nikah Capingan untuk meredam sekaligus menurunkan angka stunting,” ucapnya.
Terkait kegiatan Pembinaan Keluarga Balita dan Ibu Hamil Dalam Pencegahan Stunting di Kelurahan Mojo, Purwanti mengatakan, tujuan pembinaan untuk meningkatkan kesadaran pentingnya mengurangi stunting.
“Kegiatan hari ini merupakan program kita. Kolaborasi yg sangat luar biasa sehingga Kelurahan Mojo mewakili Jawa Tengah dalam Lomba Bangga Kencana Tingkat Nasional. Namun stunting harus tetap menjadi perhatian utama,” tandasnya.
Perlu diketahui selama 2020, Kota Surakarta sudah mengalami kemajuan dan memenuhi target terkait data Keluarga Berencana. Di antaranya, capaian KB yang sudah 66,21% dan angka Fertility Rate1,8 %, padahal pemerintah pusat baru menargetkan angka 2,1% pada 2021 ini.