“Satu sudah kita pemerintah ini, kalau ada yang menjadi kewenangan Pa Gubernur maka Pa Gubernur yang turun tangan, begitu juga Pa Bupati. Tetapi di lapangan kita harus satu, supaya bisa menggerakan berbagai potensi sumber daya yang ada untuk bisa mengubah NTT menjadi lebih baik,” katanya.
“Kami memberikan salam hormat dan apresiasi kepada Pa Bupati yang hari ini sudah memulai suatu langkah kecil untuk satu design yang besar,” tambahnya.
Saat ini pemerintah menerapkan program TJPS pola kemitraan yang merupakan satu instrumen yang dapat membangun ekosistem untuk menyelesaikan 2 hal, yakni persoalan pembiayaan pembangunan pertanian untuk para wirausaha mandiri atau petani; dan persoalan pemasaran hasil yang sudah sekian lama tidak diselesaikan.
Dijelaskan, TJPS Pola Kemitraan ini sengaja dirancang atas arahan Gubernur NTT dan sudah dibahas bahkan dilaksanakan di beberapa kabupaten dan nampaknya akan memberikan satu pendekatan pembangunan yang sifatnya kolektif, komperhensif, terintegrasi, untuk mampu menyelesaikan persoalan sosial ekonomi yang sudah lama dialami oleh semua Kabupaten di Provinsi NTT.
“Kita berharap agar dukungan dari semua pihak agar betul-betul program yang dirancang ini teruji di lapangan memiliki satu efektivitas dan efisiensi usaha tani, sehingga mampu menjadi satu energi yang besar untuk mengangkat daya ungkit dalam menyelesaikan persoalan ekonomi, kemiskinan, pendidikan, kesehatan, dan lainnya” katanya.
TJPS, jelas dia, merupakan satu filosofi untuk melakukan integrasi antara pertanian dan peternakan. Tujuannya untuk membangun ketahanan pangan, ketahanan ekonomi, supaya masyarakat pertanian dan wirausaha mandiri punya ketahanan ekonomi yang lebih panjang dari biasanya.
Ia meminta petani agar menyisihkan sedikit keuntungan hasil panen untuk membeli ternak, seperti ayam dan kambing. Karena makanan yang diberikan dari hasil tani jagung. Hal itu juga untuk menjaga ketahan ekonomi masyarakat pada saat belum musim panen, dengan cara beternak.
Ia menegaskan, dalam program TJPS, produksi tidak boleh kurang dari 7 ton dalam 1 hektar lahan, sebab semua pupuk yang dipakai adalah pupuk non subsiidi baik urea maupun NPK.
Untuk memudahkan petani, Pemerintah akan menyiapkan hebrisida, ada untuk pembukaan lahan dan ada hebrisida yang sifatnya seleksif untuk digunakan pasca penanaman juga ada pestisida untuk mengendalikan ulat rayap.