Kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan protokol CHSE (Cleanliness, Health,Safety, dan Environment),dan di dukung oleh Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores, Kemenparekraf/Baparekraf dengan tema besar “Merawat Ingatan Merayakan Peradaban”.
Program ini akan dilaksanakan selama 5 tahun dengan tahapan pertahun yang telah direncanakan dengan proses pendampingan terhadap komunitas/kelompok/masyarakat.
Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Ekonomi Kreatif,Muhammad Neil El Hilman menyampaikan bahwa, dengan pendampingan pada empat subsektor ekraf tersebut dapat mendukung terciptanya tata kelola usaha kreatif yang mumpuni dan terinstitusi di kawasan DP/DSP, baik formal maupun informal, dari hulu hingga hilir.
Selain itu kata dia, dari program kolaborasi ini akan tercipta produk kreatif pendukung pariwisata kawasan Destinasi Prioritas/Destinasi Super Prioritas yang terintegrasi dalam menciptakan pengalaman wisata yang khas, sehingga dapat meningkatkan jumlah wisatawan, baik kunjungan perdana maupun kunjungan berulang.
“Yang terpenting adalah terciptanya produk kreatif khas kawasan DP/DSP yang berdaya saing, serta menjadi sumber ekonomi bagi masyarakat setempat,dan berkelanjutan.Dengan demikian infrastruktur yang sedang dibangun pemerintah dapat menjadi ruang presentasi bagi produk kreatif unggulan,” pungkasnya.
Harapannya kata Muhamad Neil, agar program ini dapat memberikan dampak yang positif bagi masyarakat Labuan Bajo dan sekitarnya, serta semakin memperkuat identitas Manggarai Barat dan Flores pada umumnya.
“Harapannya program ini dapat memberikan dampak yang positif bagi pelaku kreatif pada sub sektor Musik, Seni Pertunjukan, Seni Rupa dan Penerbitan juga masyarakat Labuan Bajo dan sekitarnya,” katanya.
Progam AKSILARASI di Labuan Bajo ini, melibatkan 195 peserta yang berasal dari mayoritas warga Labuan Bajo, dan sekitarnya di kabupaten Manggarai Barat dan juga beberapa seniman/artisan yang berasal dari wilayah kabupaten lain di Flores yang terbagi dalam 4 sub sektor dengan pendamping tim kreatifnya masing-masing, yakni sub sektor musik didamping oleh Ivan Nestorman; sub sektor seni pertunjukan tari didampingi oleh Anti Yank, Jecko Siompo, Bambang Prihadi; sub sektor seni rupa didampingi oleh Heri Pemad, Elia Nurvista, Hendra Hehe; dan sub sektor penerbitan didampingi oleh Windy Ariestanty dan Dicky Senda.
Ivan Nestorman menyampaikan bahwa, produk kreatif musik yang di dampinginya berasal dari akar tradisi yang dikemas ulang.
“Kami punya tiga produk, Sompo, Flores Human Orchestra, dan Labuan Bajo World Band. Semua berasal dari tradisi apalagi Flores terkenal punya singing society seperti yang ditulis Jaap Kunst tahun 1940an, karya ini punya pesan. Karya Sompo itu artinya menandu, kita menandu pariwisata premium di Labuan Bajo dengan gotong royong,” ujarnya.