oleh

Dr. Kamelus Deno Di Mata Heribertus Ngabut

Disampaikan Wabup Heri Ngabut, pertautan politik 9 Desember 2020 lalu merupakan pertautan antara kata ilahi dijahit bersama alam semesta.

Ruang kompotisi pada pilkada tahun lalu adalah ruang kompetisi pemfilteran bathin rakyat.

“Kerjanya Tuhan disalurkan melalui langit,” ucapnya

Menjadi pemimpin, kata Wabup Heri Ngabut, harus menjadi seperti seniman karena beradaptasi dengan banyak perbedaan, bagaimana meramu sebuah perbedaan lalu dihantar menjadi komitmen yang terfilter.

Kehebatan pemimpin sebenarnya berangkat dari kehebatan banyak orang yang selalu setia berada bersama kita.

“Kalau ada orang-orang yang berdiskusi terlalu lama itu manusiawi, karena siapapun dia tidak mengimpikan kekalahan, tetapi seorang almarhum Kamelus Deno, Dia (Deno) sadar bahwa kalau tidak menang berarti kalah,” ungkap mantan Kaban Kesbangpolda kabupaten Manggarai itu.

Ia juga mengatakan, almarhum Kamelus Deno, sudah mencatat monumen kehidupan sebagai seorang pemimpin di Kabupaten Manggarai.

“Apakah gagal?, tidak. Dia pernah memimpin,” tegasnya.

Ketika perhelatan demokrasi itu sudah selesai, tak seorang pun menaruh rasa dendam dan benci atas nama perbedaan. [Gusty]

Posting Terkait

Jangan Lewatkan