oleh

Dinas Kesehatan dan KPAD Kabupaten Manggarai Lakukan Skrining Darah Untuk Mendeteksi Bahaya HIV/AIDS

Ruteng,Swarantt.net-Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD)  Kabupaten Manggarai mengidentifikasi pengidap HIV/AIDS baru tahun 2018 sebanyak 5 orang. Penemuan ini didapat setelah dilakukan skrining darah oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai bekerjasama dengan 22 Puskesmas se-Kabupaten Manggarai, Rumah Sakit St. Rafael Cancar, dengan bagian administrasi dan Kesejahteraan Sosial Sekda Kabupaten Manggarai.

Demikian disampaikan oleh Pengelola Program KPAD Kabupaten Manggarai Boni Mardianus kepada swarantt.net di sekretariat KPAD Rabu (20/02/2019).

Kelompok-kelompok yang diskrining kata Dia adalah Ibu Hamil, kelompok beresiko, penderita TB, Penderita IMS. Perinciannya adalah ibu hamil 2145 orang, positif 5 orang, meninggal dunia 1 orang, Kelompok beresiko 4236 orang, positif 15 orang, Penderita TB 8 orang, positif 4 orang, meninggal 2 orang dan IMS 8 orang.

Jumlah kasus pada kurun waktu tahun 2005-2018  jelas Boni sebanyak 193 kasus. Diantaranya kasus HIV 131 kasus, AIDS 62 kasus. Meninggal 49 orang ,yaitu kasus HIV 15 orang dan kasus AIDS 34 orang.

Pola penanganan yang dilakukan untuk mengantisipasi adanya penderita baru jelas Boni melalui pendampingan dan sosialisasi di masyarakat umum, kelompok kategorial seperti sekolah-sekolah dan kelompok remaja. KPAD juga membentuk kelompok Warga Peduli AIDS (WPA),disetiap desa dan kelurahan. Tujuannya untuk mengajak masyarakat turut aktif, dalam mengkampanyekan bahaya HIV/AIDS.

Jumlah kelompok WPA yang telah dibentuk kata Boni sebanyak 12 kelurahan dan 3 desa, yang belum akan dilanjutkan pada tahun 2019. Pembiayaannya dari APBD Kabupaten Manggarai yang dihibahkan ke KPAD.

Hasil yang telah dicapai dari pembentukan WPA ini jelas Boni, masyarakat memberikan apresiasi serta, masyarakat bisa lebih memahami tentang bahaya HIV/AIDS.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai dr.Yulianus Weng kepada swarantt.net diruang kerjanya Rabu (20/02/2019) mengatakan HIV ini setiap tahun makin naik, karena itu tindakan preventif yang dilakukan oleh pihak dinas adalah dengan melakukan skrining darah terhadap orang-orang beresiko seperti di hotel-hotel dan rutan. Hal ini dilakukan secara cuma-cuma.

“HIV ini faktanya dari tahun ke tahun trennya  makin naik, kemudian yang kita lakukan selama ini adalah skrining darah untuk orang-orang beresiko” katanya.

Dengan demikian menurut dokter bergelar master ini, dapat diketahui secara dini, apakah orang tersebut positif atau negatif. Mengenai identitas penderita yang positif kata Dia, itu dirahasiakan. Untuk kasus positif jelasnya diberikan pendampingan oleh petugas puskesmas melalui konselor dan dinas kesehatan selanjutnya, pengobatan ARV di BLUD RSUD Ben Boi Ruteng.

Menyoal penderita HIV/AIDS  yang meninggal kata dokter Weng disebabkan karena, para penderita datang ke rumah sakit sudah positif mengidap AIDS. Padahal kalau sudah terdeteksi sejak awal pasti akan dilakukan pendampingan melalui konselor. Sehingga harapannya agar siapa saja bisa datang dengan sukarela untuk melakukan skrining darah.

Saat ini tambah Dia ada program baru yang mewajibkan ibu hamil melakukan skrining HIV, Hepatitis B dan sipilis, kalau positif akan diberikan vaksin dan yang sudah diberikan adalah, obat penderita Hepatitis B sebanyak 50 orang.

Untuk diketahui HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Infeksi HIV yang tidak ditangani dengan cepat akan berkembang menjadi kondisi serius  yaitu AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).

Banyak pandangan masyarakat yang keliru tentang penularan HIV, sehingga penderita HIV dijauhi karena alasan yang tidak tepat.

Penularan HIV tidak melalui air liur, keringat, sentuhan, gigitan nyamuk atau bekas toilet. Penularan HIV terutama berasal dari kontak cairan tubuh seperti darah dan sperma melalui perilaku seksual dan penggunaan jarum suntik.

Gejala awal dari HIV mirip dengan infeksi virus lainnya diantaranya, demam, sakit kepala ,kelelahan, sakit otot, kehilangan berat badan, pembengkakan kelenjar di tenggorokan, ketiak, atau pangkal paha.[Silve].

Komentar