
Terpisah, salah satu anak pemanggu adat Gendang Tengger, Fidelis Putra Sukur, menjelaskan sampai saat ini status tanah lapangan sepak bola yang berlokasi di Desa Nao merupakan tanah milik Gendang Tengger dan dimanfaatkan untuk umum.
Fidelis membantah pernyataan Stefanus Woket terkait status kepemilikan tanah lapangan sepak bola Langke Majok, yang menurut Stefanus sudah diserahkan ke pihak kecamatan.
“Lapangan Bola kaki Langke Majok, milik Gendang Tengger. Kalau ada penyerahan tanah pasti saya tau. Lapangan Bola kaki itu untuk umum, siapapun yang mau pake untuk kegiatan olahraga tidak ada masalah,” tegas Fidelis.
Lebih lanjut, Fidelis menjelaskan pembangunan panggung di lapangan bola kaki Langke Majok atas dasar usulan melalui musyawarah dusun dari warga dusun Tengger. Bukan pembangunan sepihak oleh pemerintah Desa.

Sementara, Florianus Siarno, salah satu tokoh masyarakat desa Nao, kepada media ini menjelaskan, aksi yang dilakukan oleh Stefanus Woket dan beberapa teman lainnya bukan gerakan masyarakat desa Nao. Dan itu aksi pribadinya.