oleh

Di COP28 Dubai, PLN Ajak Komunitas Global Kolaborasi Wujudkan Energi Bersih

“Di samping itu kami di PLN telah memiliki roadmap yang jelas bagaimana transisi energi di Indonesia betul-betul sukses dilakukan,” tutur Darmawan.

Tiga tahun lalu kata Darmawan, PLN berhasil menghapus 13 gigawatt (GW) energi batu bara dalam perencanaan, dan itu berhasil menghindarkan Indonesia dari emisi karbon sebesar 1,8 miliar ton dalam jangka 25 tahun.

Kemudian PLN bersama dengan Pemerintah telah merancang ulang Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) paling ramah lingkungan dalam sejarah Indonesia.

Darmawan mengungkapkan, RUKN terbaru itu tak hanya berkontribusi dalam mengejar NZE di tahun 2060 atau lebih cepat.

Namun RUKN ini memiliki peran ganda yang juga mampu mewujudkan kemandirian energi nasional sehingga tak bergantung pada energi impor.

“Indonesia adalah negara dengan 17 ribu pulau, kita mengelola 5.200 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).

“Energi fosil ini sebagian besar adalah energi impor dan harganya sangat mahal, 1 kilowatt hour (kWh) kira-kira 28 sampai 32 sen.

“Bagaimana kita bisa beralih dari energi impor ke energi dalam negeri? Kita bisa beralih dari energi fosil ke energi terbarukan (EBT),” kata Darmawan.

Darmawan merinci, di tahun 2022 konsumsi bahan bakar solar PLTD PLN mencapai 2,9 miliar liter atau setara 5,6% dari seluruh kebutuhan bahan bakar, dengan biaya total sebesar Rp 39,3 triliun.

“Melalui strategi dedieselisasi, kapasitas pembangkit diesel milik PLN sebesar 1,6 GW mampu dikurangi konsumsi solarnya sebesar 1,2 miliar liter per tahun dan kami bisa menghemat Rp 8,4 triliun per tahun,” lanjut Darmawan.

Guna memuluskan roadmap transisi energi di tanah air,  PLN lanjut Darmawan, telah menyiapkan ARED yang dibekali dengan smartgrid dan green enabling transmission line yang mampu menyalurkan potensi EBT di lokasi terpencil ke episentrum kebutuhan di perkotaan.

“Bagaimana kita bisa menurunkan biaya dari energi mahal menjadi energi terjangkau.

“Itu sebabnya kami merancang dan membangun apa yang kami sebut sebagai energi terbarukan dari tenaga surya (bagian ARED) yang bisa beroperasi selama 24 jam nonstop dengan dukungan Battery Energy Storage System (BESS),” ungkap Darmawan.

Posting Terkait

Jangan Lewatkan