Titik star para pelari ini akan dimulai dari sawah Laba-Laba di kampung Cancar, yang merupakan salah satu icon pariwisata kabupaten Manggarai, yang akan di lepas secara langsung oleh Bupati Manggarai Herybertus GL. Nabit.
Atas kegiatan ini Bupati Manggarai Herybertus GL. Nabit menyampaikan kegiatan jelajah timur merupakan inisiatif yang sangat baik serta menginspirasi semua orang, selain membantu masyarakat yang membutuhkan air bersih, juga sebagai salah satu cara untuk mensosialisasikan tempat pariwisata kepada pihak lain.
‘’Kampanye Jelajah Timur ini merupakan inisiatif yang sangat baik, tidak hanya untuk membantu masyarakat untuk mendapatkan air bersih, namun juga bisa sekaligus memperkenalkan berbagai keindahan lokasi serta keunikan budaya khas Manggarai kepada publik di skala nasional. Pemerintah serta masyarakat Manggarai pun menyambut baik serta turut terlibat bersama-sama dengan Plan Indonesia mempersiapkan kegiatan Jelajah Timur 2022 ini” katanya.
Bupati Hery juga menyebut bahwa sejumlah kampung adat di Ruteng, ibu kota Manggarai berpotensi juga jadi destinasi wisata budaya.
“Ruteng itu unik, karena ada kampung-kampung adat di dalam kota, yang mempunyai tatanan adat sendiri, sehingga sangat mungkin dikembangkan sebagai tujuan wisata dalam kota. Selain mengunjungi sawah laba-laba, para pelari penjelajah ini juga akan kami ajak mengunjungi dua desa serta beberapa icon wisata lain yang berada di sekitar Ruteng untuk mengenal lebih dalam daerah yang mereka bantu” tutupnya.
Sementara itu Direktur Resources and Mobilisation Plan Indonesia, Linda Sukandar, mengungkapkan , kekeringan yang berkepanjangan di NTT menyebabkan terjadinya krisis air. Akibatnya kata Dia akan berdampak pada berbagai isu sosial, seperti krisis sosial pada perempuan, yang biasanya memiliki peran dan tanggung jawab untuk memenuhi persediaan air di rumah tangga bagi keluarga, baik untuk minum, memasak, maupun mandi.
“Kurangnya akses air bersih mengharuskan perempuan, dan juga anak-anak, mengumpulkan air dari sumber yang letaknya sangat jauh dari rumah. Hal ini mengakibatkan tenaga dan waktu yang seharusnya digunakan untuk bekerja dan belajar akan habis untuk mengambil air. Krisis air juga memberikan dampak negatif bagi kesehatan masyarakat karena kekurangan asupan air” katanya.
Lebih lanjut Dia menjelaskan ketersediaan akses air bersih yang mudah dicapai, dapat memberikan kesempatan bagi masyarakat, termasuk anak-anak, untuk bekerja dan belajar dengan lebih baik, meningkatkan kualitas kesehatan, dan ekonomi.
‘’Target kami tahun 2022 ini adalah mengumpulkan dana sebesar 1 Milyar rupiah untuk membantu 3 desa di NTT, utamanya di Kabupaten Manggarai. Hingga saat ini sudah terkumpul sekitar 80% dari target. Kami sangat berterima kasih kepada para pelari yang sudah membantu penggalangan dana, dan juga kepada masyarakat yang sudah berdonasi dan mendukung kampanye ini. Saat ini kami masih membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk menyalurkan dukungannya, baik secara individu maupun perusahaan. Dukungan bisa disalurkan melalui bit.ly/jeltim. Semakin banyak yang mendukung, akan semakin banyak desa di NTT yang bisa kita bantu bersama” kata Linda.
Untuk diketahui Provinsi NTT adalah salah satu daerah di Indonesia yang paling rawan mengalami krisis air. Hampir setiap tahun, pada musim kemarau, sebagian besar wilayah di provinsi ini menghadapi masalah tersebut. Hasil riset Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di tahun 2016 menyebutkan, ada 20 kabupaten dan kota di NTT yang memiliki potensi kekeringan setiap tahun.