_Keempat_, PT PLN (Persero) bersama Cirebon Electric Power (CEP), Asian Development Bank (ADB), dan Indonesia Investment Authority (INA) bersinergi dalam percepatan pemensiunan operasional PLTU Cirebon pada Desember 2035, lebih awal daripada Juli 2042. Upaya ini mampu menghindarkan emisi hingga 30 juta ton CO2.
_Kelima_, PT PLN (Persero) bersama Masdar perusahaan energi asal Uni Emirat Arab (UEA) sepakat untuk memperkuat kerja sama dalam pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia. Setelah sukses membangun PLTS Terapung Cirata, keduanya sepakat untuk melakukan kajian menambah kapasitas PLTS Terapung Cirata dan pengembangan bisnis energi untuk pasar internasional.
_Keenam_, PT PLN (Persero) bersama Pupuk Indonesia melakukan studi pengembangan ekosistem _green hydrogen_ dan _green ammonia_ untuk membangun _Green Hydrogen Plant_ (GHP) yang akan disuplai dari PLTS dan listrik dari _grid_ PLN yang didukung layanan _Renewable Energy Certificate_ (REC). _Green hydrogen_ yang dihasilkan direncanakan akan dikonversi di _Ammonia Plant_ Pupuk Kujang menjadi _green ammonia._
_Ketujuh_, PT PLN (Persero) bersama Pupuk Indonesia menggandeng ACWA Power, perusahaan asal Arab Saudi untuk berkolaborasi dalam pengembangan industri hidrogen hijau dan amonia hijau terintegrasi di Gresik. Dalam kolaborasi ini, _Green Hydrogen Plant_ (GHP) akan mendapatkan pasokan listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT). _Green Hydrogen_ kemudian dikonversi menjadi _Green Ammonia_ di _Ammonia Plant_ di Petrokimia Gresik. _Green Ammonia_ dapat digunakan untuk menjadi bahan baku pupuk dan pemanfaatan lainnya.
_Kedelapan_, PT PLN (Persero) menyepakati kerja sama dengan ACWA Power dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di wilayah Jawa Barat dan Sumatera Barat. Memanfaatkan Danau Singkarak, Sumatera Barat dan Waduk Saguling Jawa Barat, PLN akan mereplikasi kesuksesan PLTS Terapung Cirata. Hal ini dilandasi oleh potensi surya di Indonesia yang besar dan luasan permukaan danau di Indonesia yang bisa digunakan untuk mengakselerasi EBT.
_Kesembilan_, PT PLN (Persero) menyepakati kerja sama dengan Elsewedy Electric, perusahaan listrik asal Mesir, untuk mengembangkan teknologi _smart grid_ yang bisa mengintegrasikan sistem kelistrikan, menghubungkan sumber-sumber energi baru terbarukan (EBT) ke pusat beban listrik dan menjadi solusi intermitensi pada pembangkit listrik EBT, seperti angin dan surya. Selain itu, di sisi hilir, kolaborasi ini mengakselerasi penerapan teknologi _smart meter_ untuk meningkatkan _customer experience_.
_Kesepuluh_, PT PLN (Persero) menyepakati kerja sama dengan perusahaan asal Prancis, Hydrogen De France (HDF Energy) dalam pengembangan _Hydrogen Fuel Cell Hybrid Power Plant_ di Indonesia. Setelah berhasil memproduksi hidrogen hijau di Indonesia, PLN akan mengembangkan pembangkit listrik berbasis hidrogen dengan asistensi dari HDF Energy.
Lewat kerja sama ini, PLN akan mengembangkan utilisasi hidrogen melalui proses elektrolisa dan mengolahnya menjadi listrik untuk melayani daerah pelosok. Tak hanya itu, kedua belah pihak juga bersepakat untuk bersama-sama dalam studi pengembangan pembangkit listrik _baseload_ dan _non-intermittent_ berbasis EBT, baterai, dan hidrogen. Termasuk potensi pembentukan _Join Venture Company_ dalam pengembangan proyek EBT di daerah 3T (Terluar, Terdepan, Terpencil) khususnya di wilayah Indonesia Timur, dengan penekanan awal di Sumba, Nusa Tenggara Timur.
_Kesebelas_, PT PLN (Persero) juga menyepakati kerja sama dengan Abu Dhabi National Energy Company, PJSC (TAQA), untuk mengembangkan _transmission grid interconnection_ dan _smart grid_ di Indonesia. Kolaborasi antara PLN dan TAQA merupakan upaya mempercepat transisi energi melalui pengembangan peningkatan jaringan transmisi dan interkoneksi, dan mengembangkan dan menerapkan teknologi _smart grid_ untuk memungkinkan pengelolaan dan distribusi sumber energi terbarukan yang efektif dan stabil.