oleh

Covid-19: Pertarungan Infeksi Virus dan Citra Pemerintah Kabupaten Manggarai

Pertarungan Citra Pemerintah

Tidak dapat dipungkiri, strategi dan kebijakan penanganan Covid-19 ini juga menjadi lahan pertarungan citra pemerintah baik di mata rakyatnya maupun di mata dunia internasional. Terlebih sejak awal banyak negara yang meragukan kemampuan pemerintah Indonesia menangani virus Corona ini. Oleh karenanya, langkah-langkah pemerintah yang telah disebutkan tadi bukan hanya dilihat sebagai menunaikan kewajiban dan tanggung jawab semata, melainkan juga pertaruhan citra positif pemerintah di mata publik.

Citra (image) merupakan gambaran yang ada dalam benak masyarakat tentang pemerintah. Citra merupakan persepsi masyarakat tentang pemerintah menyangkut pelayanan, perilaku dan perhatiannya terhadap kondisi masyarakatnya. Dari persepsi itulah yang akan memengaruhi sikap masyarakat apakah mendukung, netral atau memusuhi pemerintah.

Citra positif mengandung arti kredibilitas pemerintah di mata masyarakat adalah baik (credible). Kredibilitas mencakup dua hal, yakni, kemampuan (expertise) dan kepercayaan (trustworthy). Kemampuan (expertise) menyangkut dengan persepsi masyarakat bahwa pemerintah mampu dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sedangkan kepercayaan (trustworthy) menyangkut dengan persepsi masyarakat bahwa pemerintah dapat dipercaya untuk tetap komitmen dalam menjaga kepentingan bersama masyarakat.

Citra pemerintah kita saat ini bisa dikatakan terlihat negatif oleh sebagian masyarakat. Ketika Pemerintah dianggap kurang tanggap dan sigap dalam melaksanakan janji janji politik yang tidak dilaksanakan karena menangani kasus pandemi ini.

Untuk mengelola citra agar tetap baik di mata publik, langkah yang perlu dilakukan pemerintah sesuai dengan Circle Public Relation, yaitu, Tahap Analisis Situasi dan Komunikasi. Pada tahap ini pemerintah mengadakan suatu analisis atau mengidentifikasi, baik situasi maupun kondisi, kemampuan dan keuangan pemerintah. Satuan gugus tugas pemerintah untuk penanganan Covid-19 perlu melakukan riset secara berkelanjutan untuk tahu penyebab masalah, data orang terinfeksi, pola penyebaran infeksi, respon publik, perilaku khalayak, dan lain sebagainya.

Data-data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis sehingga tahu apa informasi yang layak diberikan ke publik dan mana informasi yang hanya meningkatkan kecemasan publik. Riset harus dilakukan terus menerus selama situasi krisis berlangsung. Seberapa besar kemampuan pemerintah dalam menangani wabah Covid-19 ini seperti jumlah rumah sakit dan tenaga medis yang menjadi garda terdepan, serta situasi keuangan negara dalam menyokong penanganan Covid-19.

Selanjutnya penetapan Tujuan. Pemerintah merumuskan tujuan yang hendak dicapai dan mengacu kepada kepentingan bersama masyarakat dalam hal ini tujuan utamanya adalah menangani wabah Covid-19 agar tidak semakin menyebar, memaksimalkan alat kebutuhan kesehatan rumah sakit, kebutuhan bahan pokok masyarakat tetap tersuplai secara merata dan tujuan sentral membangun “Citra” pemerintah di mata masyarakat. Terdapat dua jenis tujuan, yaitu,

(1). informasional bermakna memperluas pengertian dan menginformasikan publik dan

(2). motivasional bermakna berusaha memengaruhi masyarakat untuk meningkatkan rasa empati dan melakukan sesuatu seperti memberi donasi kepada masyarakat yang kurang mampu dan tidak berpenghasilan selama wabah Covid-19.

Terkait dengan perekonomian, pemerintah harus bekerjasama dengan semua kalangan sebelum mengambil kebijakan lockdown misalnya mesti melihat kondisi mata pencaharian sebagian besar masyarakat. Kita melihat banyak kondisi masyarakat yang memprihatinkan. Kebijakan untuk melarang keluar rumah mengakibatkan beberapa masayarakat kita mengeluh tak mampu membeli makan karena mata pencahariannya sebagai buruh, tukang ojek, supir angkot, penjual di sekolah-sekolah dan lain sebagainya.