Dikatakan, yang paling penting juga ketika sudah menjadi sarjana adalah pembentukan attitude, atau sikap dan sopan santun.
“Hari ini pintar saja tidak cukup, dalam lingkungan kerja itu nomor sekian, yang pertama adalah attitude atau sikap. Percuma pintar kalau tidak tahu sopan santun itu tidak akan dipakai. Sikap yang baik itu menjadi nomor satu dalam pekerjaan,” ungkapnya.
Di hadapan wisudawan, Bupati Hery juga menyampaikan beberapa tantangan ekonomi yang dihadapi dampak pandemi COVID-19.
Diminta untuk optimis dalam pemulihan Ekonomi pasca pandemi, kalau masyarakat optimis, kalangan dunia usaha optimis, maka akan banyak yang investasi dan tentukan membuka lapangan kerja baru.
“Kita harus menularkan rasa optimisme kepada semua pihak, bahwa kita semua sedang bertumbuh positif,” katanya.
Sebab menurut Bupati Hery, laju pertumbuhan ekonomi kita sekarang masih lambat, sehingga angka kemiskinan juga semakin banyak dan ketimpangan juga semakin besar. Itu karena dalam situasi krisis yang paling berdampak adalah masyarakat berpenghasilan rendah.
“Tapi kita bersyukur, Pemerintah Pusat membanguan jaminan penjaring sosial berupa BLT. Supaya masyarakat tetap bisa belanja,” katanya.
Bupati Hery juga mengingatkan para wisudawan terkait pentingnya kompetensi teknis atau skil. Dalam era sekarang, kompetensi teknis yang paling penting adalah kompetensi digital. Digitalisasi tidak terhindarkan.
“Saya berharap, wisudawan hari ini pantang menyerah apapun keadaannya, hidup pasti selalu ada masalah dan tantangan. Tapi optimis menjadi sangat penting, bahwa harus berpikir hari esok akan lebih baik dari hari ini. Selamat datang di dunia nyata, selama berjuang, pasti sukses dan berhasil,” tutupnya.