BPK Tetap Prioritas Pemeriksaan Keuangan di Tengah Efisiensi Anggaran

Efisiensi paling banyak terjadi untuk belanja barang dengan persentase mencapai 49,40 persen atau Rp1,39 triliun, dari pagu semula Rp2,69 triliun menjadi Rp1,36 triliun.

Jika belanja barang dirinci, efisiensi belanja pemeriksaan sebesar Rp642 miliar (49,40 persen), dari pagu semula Rp1,3 triliun menjadi Rp657,99 miliar.

Sementara efisiensi belanja barang operasional sebesar Rp318 miliar (47,42 persen), dari pagu semula Rp670,6 miliar menjadi Rp352,6 miliar. Sedangkan efisiensi belanja non-pemeriksaan sebesar Rp367,9 miliar (51,24 persen), dari pagu semula Rp718 miliar menjadi Rp350 miliar.

Selain belanja barang, efisiensi juga terjadi untuk belanja modal yang ditetapkan sebesar Rp56 miliar (40 persen), dari pagu semula Rp140 miliar menjadi Rp84 miliar.

Apabila dirinci berdasarkan pembiayaan, sumber dana yang berasal dari rupiah murni dari sebelumnya Rp6,13 triliun dihemat Rp1,37 triliun sehingga menjadi Rp4,76 triliun.